Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat tingkat rasio desa berlistrik di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, sudah mencapai 100 persen dengan jumlah desa yang berlistrik sebanyak 133 desa.
"Semua desa di Kabupaten Nagekeo sudah teraliri listrik sehingga diharapkan dengan terpenuhinya kebutuhan listrik ini maka berbagai sektor pembangunan di desa bisa berkembang dengan cepat," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT Agustinus Jatmiko di Kupang, NTT, Rabu, (14/7).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan progres pembangunan listrik desa di wilayah Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
Agustinus menjelaskan dalam melistriki sebanyak 133 desa di Nagekeo, PLN membangun berbagai infrastruktur pendukung seperti saluran udara tegangan tinggi (SUTT) GI Aesesa-GI Bajawa sepanjang 52,514 kms.
Selain itu, jaringan tegangan menengah (JTM) 146 kms dan jaringan tegangan rendah (JTR) 125 kms dengan 102 unit gardu kapasitas total 6.488 kVA.
PLN menginvestasikan dana sekitar Rp190 miliar untuk membangun Gardu Induk Aesesa berserta jaringan transmisinya.
Lebih lanjut, Agustinus mengatakan kondisi rasio elektrifikasi di Kabupaten Nagekeo juga terus bertumbuh hingga mencapai 98,42 persen.
Rasio elektrifikasi ini, kata dia terus bertumbuh seiring dengan terlistrikinya seluruh desa serta sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk.
"Kita berharap hadirnya listrik dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk menumbuhkan usaha ekonomi maupun untuk kemajuan sektor pembangunan lainnya," katanya.
Baca juga: PLN operasikan GI Aesesa perkuat sistem kelistrikan Nagekeo
Baca juga: PLN NTT kawal pasokan listrik RS untuk penanganan COVID-19
"Semua desa di Kabupaten Nagekeo sudah teraliri listrik sehingga diharapkan dengan terpenuhinya kebutuhan listrik ini maka berbagai sektor pembangunan di desa bisa berkembang dengan cepat," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT Agustinus Jatmiko di Kupang, NTT, Rabu, (14/7).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan progres pembangunan listrik desa di wilayah Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores.
Agustinus menjelaskan dalam melistriki sebanyak 133 desa di Nagekeo, PLN membangun berbagai infrastruktur pendukung seperti saluran udara tegangan tinggi (SUTT) GI Aesesa-GI Bajawa sepanjang 52,514 kms.
Selain itu, jaringan tegangan menengah (JTM) 146 kms dan jaringan tegangan rendah (JTR) 125 kms dengan 102 unit gardu kapasitas total 6.488 kVA.
PLN menginvestasikan dana sekitar Rp190 miliar untuk membangun Gardu Induk Aesesa berserta jaringan transmisinya.
Lebih lanjut, Agustinus mengatakan kondisi rasio elektrifikasi di Kabupaten Nagekeo juga terus bertumbuh hingga mencapai 98,42 persen.
Rasio elektrifikasi ini, kata dia terus bertumbuh seiring dengan terlistrikinya seluruh desa serta sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk.
"Kita berharap hadirnya listrik dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk menumbuhkan usaha ekonomi maupun untuk kemajuan sektor pembangunan lainnya," katanya.
Baca juga: PLN operasikan GI Aesesa perkuat sistem kelistrikan Nagekeo
Baca juga: PLN NTT kawal pasokan listrik RS untuk penanganan COVID-19