Jakarta (Antara NTT) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai bahwa mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat adalah tema penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan.

         "Mengurangi kesenjangan adalah tema yang penting dan saya ingin pelaku industri pasar modal turut memikirkan bagaimana berkontribusi terhadap hal tersebut," kata Sri Mulyani dalam outlook ekonomi 2017 dengan pelaku industri pasar modal di Jakarta, Rabu.

         Menurut dia, untuk mengurangi kesenjangan maka produktivitas di masyarakat harus ditingkatkan, dengan begitu perekonomian Indonesia akan tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.

         "Dan tentu suatu ekonomi tidak akan bertahan dan baik tanpa adanya peningkatan produktivitas. Karena produktivitas adalah 'bottom line' (laba bersih). Bicara korporasi, 'bottom line' adalah produktivitas. Ada korporasi yang 'balance sheet'-nya bagus, namun 'bottom line'-nya tidak, itu akan 'bubble'. 

         Perekonomian juga sama, bisa saja ekonomi bagus tapi kalau tidak investasi untuk menaikkan produktivitas, maka ekonominya tidak akan bisa tumbuh," paparnya.

         Kemenkeu, lanjut dia, yang merupakan bagian dari pemerintah juga ingin membuat masyarakat yang adil dan makmur seperti apa yang sudah diletakkan fondasinya oleh pendiri bangsa Indonesia.

         "Sebagian dari kita ada yang sudah menikmati keduanya, makmur dan adil. Ada yang sebagian saja, dan ada yang belum keduanya. Kita ingin membuat 250 juta lebih masyarakat Indonesia bisa menikmati dua aspek itu, kemakmuran dan keadilan," harap Menkeu.

         Untuk mencapai hal itu, lanjut Sri Mulyani, melalui kebijakan fiskal APBN diharapkan dapat menjadi instrumen untuk memacu pembangunan nasional yang akhirnya dapat dirasakan dampaknya di masyarakat.

         "Hampir sepertiga belanja pemerintah adalah dalam bentuk transfer ke daerah untuk pendidikan dan kesehatan. Kalau ada beberapa Gubernur, Wali kota, Bupati yang 'reform' anda harus bangga, mereka itulah 'the real champion, the real hero' untuk Indonesia. Saya juga senang ada perusahaan yang aktif melakukan program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR)," katanya. 

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024