Kupang (AntaraNews NTT) - Remaja putri yang terkena anemia dan kemudian hamil, maka sangat berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) yang perlu diantisipasi dengan pemberian tablet zat besi kepada para remaja putri bersangkutan.

"Untuk mengatisipasi hal itu, kami terus memberikan tablet zat besi kepada 27.188 remaja putri yang ada di berbagai lembaga pendidikan di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sebagai langkah pencegahannya," kata Kepala Seksi Anak dan Remaja Dinas Kesehatan Kota Kupang Ven Teren kepada Antara di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan pemberian tablet tambah darah dengan sasaran utama remaja putri tersebut semata-mata untuk mengantisipasi penyakit anemia yang dideritanya.

Sebab, kata Teren, remaja putri yang anemia kemudian hamil akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) dengan berat badan lahir yang rendah.

Berdasarkan temuan petugas kesehatan Kota Kupang, kata dia, banyak remaja putri di Kota Kupang ini mengalami anemia serius.

"Apalagi remaja putri memiliki siklus menstruasi dengan membuang darah dalam jumlah banyak, namun tidak memperbaiki kembali pembentukan darah akibat asupan vitamin tambah darah yang tidak maksimal," katanya.

Teren menjelaskan, pembagian tablet tambah darah di Kota Kupang difokuskan bagi siswi SMP dan SMU di 22 lembaga pendidikan yang tersebar di 11 wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Kupang.

"Kita lebih memilih membagikan tablet tambah darah ke sekolah-sekolah karena mudah untuk mengumpulkan sasaran, sehingga dalam program pembagian tablet tambah darah ini difokuskan pada dua sekolah yang ada di setiap puskesmas, yakni satu SMP dan satu SMU," katanya.

Menurut dia, tingginya penderita anemia dialami remaja putri Kota Kupang karena pola konsumsi makan para remaja putri tidak lagi memperhatian makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran dan buah-buahan, namun lebih pada makanan yang kurang mendukung penambahan darah.

"Malah mengkonsumsi makanan siap saji seperti super mie dengan kadar vitamin yang sangat rendah, sehingga mudah terserang anemia yang menyebabkan remaja putri kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar," katanya.

Ia menambahkan tim kesehatan Kota Kupang sempat melakukan pemeriksaan awal secara manual tanpa melalui pemeriksaan laboratorium, dengan menggosok telapak tangan remaja putri ternyata telapak tangan remaja tidak terlihat ada warna merahnya.

"Bahkan kelopak mata bagian bawah terlihat pucat. Bahkan para siswi itu juga mengaku bahwa pada jam 10.00 pagi tidak lagi bersemangat mengikuti pelajaran di sekolah," ujarnya.

Ia mengatakan, pembagian tablet tambah darah ini diharapkan dapat menyelamatkan remaja putri di Kota Kupang dari anemia dan stunting jika kelak mereka hamil dan melahirkan.

Pewarta : Benediktus Jahang
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024