Kota Kupang (ANTARA) - Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia meningkat dengan sangat tajam disertai peningkatan kasus berat dan kritis sehingga mengakibatkan peningkatan kematian. 

Untuk itu penting komunikasi resiko dan upaya yang dikerjakan oleh masyarakat dan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan untuk memberikan pelayanan. 

Pola yang harus dibangun untuk mengendalikan penambahan kasus diwilayah adalah komunikasi resiko pada pandemi Covid-19 penting dikerjakan oleh semua kita, terutama oleh petugas kesehatan kepada masyarakat umum mengingat  minimnya pengetahuan tentang vaksinasi Covid-19. 

Memang saat ini sudah muncul varian baru Delta, yang sangat menular maka akan membuat masyarakat lebih takut terhadap virus tersebut. 

Ketakutan ini tentunya membuat masyarakat harus berusaha mencari perlindungan dengan memanfaatkan vaksin. 

Vaksin ini yang memberikan kekebalan bagi siapa saja yang telah mendapat vaksin, sekaligus sebagai langkah awal upaya pencegahan bagi tertularnya Covid-19 selain mematuhui protokol kesehatan.  

Harus ada peningkatan pemanatauan dan pengawasan terhadap  masyarakat yang menerima layanan di rumah sakit karena dalam situasi peningkatan kasus Covid-19 di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya.

Tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan (front liner) merupakan kelompok risiko tinggi terpapar penularan virus SARS-CoV-2 walaupun mereka telah mendapat vaksinasi lengkap, ungkap ahli epidemiologi dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur Dr. Pius Weraman, M.Kes.  

Menurut dia, perlu kewaspadaan ektra ketat bagi tenaga kesehatan karena akan menimbulkan klaster baru di rumah sakit atau Puskesmas yang dapat berdampak penularan lebih luas yang tak terkendali. 

Saat ini pemerintah sedang merencanakan untuk vaksinasi ketiga untuk kelompok rentan (keadaan darurat) sangat tergantung kebijakan dari setiap negara untuk mengatasi pandemik ini. 

Setiap negara mempunyai masalah berbeda dan perlu menentukan rencana mengenai pemberian vaksinasi ketiga ini, katanya menambahkan.  

Tetapi The Joint Committee on Vaccination and Immunization (JCVI-UK) menganjurkan pemberian suntikan ketiga pada musim tertentu  kepada kelompok rentan yaitu, dewasa berumur 18 tahun yang menderita imunokompromais atau secara klinis sangat rentan tertular.
  Petugas sedang memberikan vaksin kepada seorang anak (ANTARA/Bernadus Tokan)
Kelompok ini seperti, Lansia berumur sekitar 70 tahun, termasuk mereka yang tinggal di panti wreda, Front-line health (garda terdepan, nakes) yang berhubungan dengan pasien Covid-19 dan pekerja sosial yang merawat kelompok rentan

Kelompok yang mendapat perhatian utama adalah tenag kesehatan karena, masalah yang dihadapi oleh para nakes harus segera diatasi.

"Imunitas para nakes perlu segera ditingkatkan. Vaksinasi booster kepada para nakes diberikan pada 3-6 bulan dari vaksinasi pertama, Vaksin booster dapat mempergunakan vaksin dari platform yang sama atau platform yang berbeda," katanya.

Pemberian vaksinasi booster segera dilakukan karena  mengingat telah terjadi penurunan imunitas setelah 6 bulan dari pemberian vaksin Sinovac dua kali, dan perlu pula direncanakan pemberian booster pada semua masyarakat.

Untuk vaksinasi booster pada semua masyarakat diperlukan perencanaan tersendiri dengan mengingat masalah logistik dan sumber daya manusia yang tersedia, dan dapat dilaksanakan setelah 12 bulan dari vaksinasi pertama.

Sangat dibutuhkan penelitian penunjang untuk menentukan vaksinasi booster pada semua masyarakat secara massal, diperlukan penelitian pada nakes yang telah mendapat vaksinasi booster. 

Penelitian yang disarankan adalah, pemeriksaan titer antibodi anti  pada 2-4 minggu pasca vaksinasi booster, dilakukan secara random (mengingat sarana dan biaya). 

Pemantauan break-through of severe Covid-19 cases pada semua nakes yang mendapat vaksinasi booster. 

Hasil uji klinis vaksin Sinovac baik di China maupun di Bandung, pada pemberian dua dosis dengan interval 14 maupun 28 hari, pada pemantauan pasca vaksinasi ke-2 sejak 3 bulan titer antibodi telah menurun dan makin menurun pada 6 bulan pemantauan (Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro,Sp.A).
 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024