Kirkuk (ANTARA) - Militan IS pada Senin (6/9) mengaku bertanggung jawab atas serangan malam pada Minggu (5/9) di sebuah pos penjagaan di dekat kota Kirkuk yang menurut sumber polisi menewaskan 10 polisi Irak dan melukai empat orang.
IS, yang militannya aktif di daerah itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui Kantor Berita Amaq di Telegram.
Sumber tersebut mengatakan para penyerang bentrok selama dua jam dengan polisi yang ditempatkan di sebuah desa di kota Rashad, 30 km barat daya Kirkuk.
Militan memasang bom pinggir jalan untuk mencegah bala bantuan polisi mencapai pos tersebut, menghancurkan tiga kendaraan polisi, kata sumber tersebut.
Baca juga: Amerika Serikat serang militan ISIS di Kabul
Baca juga: AS siap menghadapi ISIS setelah tentara tewas di Bandara Kabul
Secara terpisah, sedikitnya tiga tentara Irak tewas dan satu terluka pada Minggu ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah pos pemeriksaan tentara di tenggara kota Mosul, Irak, kata sumber-sumber keamanan.
Terlepas dari kekalahan kelompok militan IS pada 2017, sisa-sisa beralih ke serangan tabrak lari terhadap pasukan pemerintah di berbagai bagian Irak. (Antara/ Reuters)
IS, yang militannya aktif di daerah itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui Kantor Berita Amaq di Telegram.
Sumber tersebut mengatakan para penyerang bentrok selama dua jam dengan polisi yang ditempatkan di sebuah desa di kota Rashad, 30 km barat daya Kirkuk.
Militan memasang bom pinggir jalan untuk mencegah bala bantuan polisi mencapai pos tersebut, menghancurkan tiga kendaraan polisi, kata sumber tersebut.
Baca juga: Amerika Serikat serang militan ISIS di Kabul
Baca juga: AS siap menghadapi ISIS setelah tentara tewas di Bandara Kabul
Secara terpisah, sedikitnya tiga tentara Irak tewas dan satu terluka pada Minggu ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah pos pemeriksaan tentara di tenggara kota Mosul, Irak, kata sumber-sumber keamanan.
Terlepas dari kekalahan kelompok militan IS pada 2017, sisa-sisa beralih ke serangan tabrak lari terhadap pasukan pemerintah di berbagai bagian Irak. (Antara/ Reuters)