Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta semua posko bencana di setiap kabupaten/kota di provinsi itu diaktifkan untuk menghadapi ancaman angin kencang yang diprakirakan melanda sebagian wilayah berbasiskan kepulauan itu.
"BPBD kabupaten/kota perlu memastikan kesiapan sarana dan peralatan serta aktivasi pokso masing-masing menghadapi fenomena angin kencang ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (7/9).
Berdasarkan rilis Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi angin kencang dengan kecepatan 40-45 km/jam melanda Pulau Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu.
Peringatan dini fenomena angin kencang ini diprakirakan berlangsung selama 6-8 September 2021.
Oleh sebab itu, ia meminta BPBD kabupaten/kota terus bersiaga dan melakukan sejumlah langkah antisipasi, seperti berkomunikasi dan berkoordinasi secara terus-menerus dengan BMKG mengenai fenomena angin kencang tersebut.
Selain itu, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media komunikasi tentang fenomena angin kencang dan dampak risiko yang dapat ditimbulkan, terutama pada masyarakat di tiga pulau terdampak itu.
"Kemudian melaporkan terhadap berbagai kejadian bencana secara berjenjang pada kesempatan pertama," demikian Ambrosius Kodo.
Baca juga: Waspada! Tiga pulau di NTT dilanda angin kencang 45-50 km/jam
Baca juga: BMKG imbau delapan wilayah di NTT antisipasi musim hujan di atas normal
"BPBD kabupaten/kota perlu memastikan kesiapan sarana dan peralatan serta aktivasi pokso masing-masing menghadapi fenomena angin kencang ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (7/9).
Berdasarkan rilis Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi angin kencang dengan kecepatan 40-45 km/jam melanda Pulau Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu.
Peringatan dini fenomena angin kencang ini diprakirakan berlangsung selama 6-8 September 2021.
Oleh sebab itu, ia meminta BPBD kabupaten/kota terus bersiaga dan melakukan sejumlah langkah antisipasi, seperti berkomunikasi dan berkoordinasi secara terus-menerus dengan BMKG mengenai fenomena angin kencang tersebut.
Selain itu, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media komunikasi tentang fenomena angin kencang dan dampak risiko yang dapat ditimbulkan, terutama pada masyarakat di tiga pulau terdampak itu.
"Kemudian melaporkan terhadap berbagai kejadian bencana secara berjenjang pada kesempatan pertama," demikian Ambrosius Kodo.
Baca juga: Waspada! Tiga pulau di NTT dilanda angin kencang 45-50 km/jam
Baca juga: BMKG imbau delapan wilayah di NTT antisipasi musim hujan di atas normal