Pulau Sabu (AntaraNews NTT) - Pemerintah dan rakyat di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, NTT sangat membutuhkan dokter spesial bedah, penyakit dalam, anestesi, mata dan anak untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di pulau terdepan nusantara dengan Benua Australia ini.
"Kami sangat membutuhkan dokter spesialis itu guna memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kami di Pulau Sabu dan Raijua," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua Maria Latuperisa kepada wartawan di Seba, Senin (14/5).
Ia mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabu belum memiliki dokter spesialis menyebabkan pelayanan kesehatan pada rumah sakit tipe D milik pemerintah kabupaten Sabu Raijua belum maksimal.
"RSUD Sabu tidak pernah melakukan operasi karena tidak memiliki dokter spesialis bedah. Apabila ada pasien yang membutuhkan tindakan bedah harus dirujuk ke Kupang," katanya.
RSUD Sabu telah memiliki fasilitas tindakan operasi namun tidak digunakan karena ketiadaan dokter spesialis bedah yang mengoperasikannya.
"Daerah ini sangat membutuhkan dokter spesialis sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih memadai, dan mengurangi ekonomi biaya tinggi," kata Maria.
Pemerintah, kata dia, telah membangun komunikasi dengan berbagai lembaga pendidikan kedokteran di Pulau Jawa untuk menjaring dokter spesialis agar bisa bertugas di Pulau Sabu.
Baca juga: Mabes TNI-Kemenkes gelar baksos di pulau terluar
"Namun, belum ada dokter spesialis yang berminat untuk bertugas di wilayah terluar di NTT itu. Mungkin karena Sabu masuk kategori pulau terluar maka menjadi salah satu kendala bagi dokter untuk mengabdi di sana," katanya.
Maria mengatakan, sekalipun pemerintah Kabupaten Sabu Raijua telah mengalokasikan tunjangan dokter spesialis, fasilitas transportasi dan perumahan dokter spesiaslis yang tinggi, namun belum ada dokter spesialis yang berminat bertugas di Pulau Sabu.
Menurutnya, pemerintah daerah mengalokasikan tunjangan dokter spesialis sebesar Rp25.000.000/bulan dialokasikan dari APBD II, namun belum ada dokter spesialis berminat bertugas ke Pulau Sabu dengan tunjangan yang lumayan besar itu.
"Selama tiga tahun kita alokasikan anggaran untuk tunjangan dokter spesialis, namun tidak digunakan sehingga dananya dikembalikan ke kas daerah," ujarnya.
Ia mengatakan dalam tahun anggaran 2018, pihaknya akan mengalokasikan lagi tunjangan bagi dokter spesialis dalam APBD Kabupaten Sabu Raijua, sehingga bisa merangsang dokter spesialis untuk berlabuh di Pulau Sabu.
"Kami sangat membutuhkan dokter spesialis itu guna memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kami di Pulau Sabu dan Raijua," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua Maria Latuperisa kepada wartawan di Seba, Senin (14/5).
Ia mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabu belum memiliki dokter spesialis menyebabkan pelayanan kesehatan pada rumah sakit tipe D milik pemerintah kabupaten Sabu Raijua belum maksimal.
"RSUD Sabu tidak pernah melakukan operasi karena tidak memiliki dokter spesialis bedah. Apabila ada pasien yang membutuhkan tindakan bedah harus dirujuk ke Kupang," katanya.
RSUD Sabu telah memiliki fasilitas tindakan operasi namun tidak digunakan karena ketiadaan dokter spesialis bedah yang mengoperasikannya.
"Daerah ini sangat membutuhkan dokter spesialis sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih memadai, dan mengurangi ekonomi biaya tinggi," kata Maria.
Pemerintah, kata dia, telah membangun komunikasi dengan berbagai lembaga pendidikan kedokteran di Pulau Jawa untuk menjaring dokter spesialis agar bisa bertugas di Pulau Sabu.
Baca juga: Mabes TNI-Kemenkes gelar baksos di pulau terluar
"Namun, belum ada dokter spesialis yang berminat untuk bertugas di wilayah terluar di NTT itu. Mungkin karena Sabu masuk kategori pulau terluar maka menjadi salah satu kendala bagi dokter untuk mengabdi di sana," katanya.
Maria mengatakan, sekalipun pemerintah Kabupaten Sabu Raijua telah mengalokasikan tunjangan dokter spesialis, fasilitas transportasi dan perumahan dokter spesiaslis yang tinggi, namun belum ada dokter spesialis yang berminat bertugas di Pulau Sabu.
Menurutnya, pemerintah daerah mengalokasikan tunjangan dokter spesialis sebesar Rp25.000.000/bulan dialokasikan dari APBD II, namun belum ada dokter spesialis berminat bertugas ke Pulau Sabu dengan tunjangan yang lumayan besar itu.
"Selama tiga tahun kita alokasikan anggaran untuk tunjangan dokter spesialis, namun tidak digunakan sehingga dananya dikembalikan ke kas daerah," ujarnya.
Ia mengatakan dalam tahun anggaran 2018, pihaknya akan mengalokasikan lagi tunjangan bagi dokter spesialis dalam APBD Kabupaten Sabu Raijua, sehingga bisa merangsang dokter spesialis untuk berlabuh di Pulau Sabu.