Kupang (ANTARA) - Wali Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mendorong dilakukan gerakan budaya literasi bagi semua lembaga pendidikan di daerah itu guna meningkatkan minat baca di kalangan siswa.

"Budaya membaca perlu menjadi gerakan bersama para pendidik di Kota Kupang sehingga minat membaca para siswa di daerah ini menjadi lebih memadai," kata Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore di Kupang, Sabtu, (13/11).

Jefri Riwu Kore mengatakan hal itu saat bedah buku yang diselenggarakan atas kerjasama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang dengan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi NTT seperti dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Setda Kota Kupang yang diterima di Kupang, Sabtu.

Wali Kota Jefri Riwu Kore mengatakan budaya literasi di daerahnya saat ini masih sangat terbatas dan perlu digalakkan.

Ia mengapresiasi terhadap kerja keras luar biasa para guru di Ibu kota Provinsi NTT ini yang berinisiatif menuangkan pikiran melalui tulisan tentang potret Kota Kupang khususnya di dunia pendidikan.

Menurutnya budaya literasi di Kota Kupang masih sangat terbatas dan perlu digalakkan dan dilakukan di setiap lembaga pendidikan.

Wali Kota mengakui guna mendorong budaya literasi, pemerintah telah mengajukan anggaran untuk pengadaan buku-buku untuk mendapat persetujuan DPRD.

Ia berharap buku yang ditulis dan akan dibedah tersebut akan juga dapat menjadi bacaan wajib dipajang di setiap perpustakaan sekolah.

Dia menambahkan guna mendukung budaya literasi sehingga pada 2022 Pemerintah Kota Kupang akan mengadakan 30.000 buku dan buku-buku tulisan para guru menjadi langkah awal menjadikan Kota Kupang sebagai kota literasi.

Menurut Jefri Riwu Kore, pendidikan dan literasi merupakan niscaya yang harus dikerjakan serius demi keberlangsungan dunia pendidikan khususnya mempersiapkan masa depan anak-anak di Kota Kupang.

"Kami berharap para pelajar di Kota Kupang memiliki minat baca tinggi, untuk itu kita rangsang dengan pengadaan buku-buku gratis, sekaligus mendorong budaya menulis agar lahir penulis-penulis di Kota Kupang," kata Jefri Riwu Kore.

Dikatakannya kebiasaan malas membaca dapat diatasi dengan terus menggalakkan budaya membaca yang didukung dengan ketersediaan aneka buku bacaan

"Kota Kupang harus memiliki banyak ruang atau tempat yang kondusif untuk membaca, dorong anak-anak membaca paling tidak 30 menit sehari, hal ini akan menjadi kebiasaan dan menambah wawasan berpikir generasi muda di daerah ini," kata Jefri Riwu Kore.

Baca juga: Disdik Kota Kupang dukung gerakan budaya literasi di sekolah

Baca juga: Lima kelurahan di Kota Kupang tertinggi kasus COVID-19

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024