Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan hujan lebat kategori 6 yang berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Potensi hujan lebat kategori 6 ini berstatus siaga, harus diwaspadai masyarakat karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, (7/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil perkiraan cuaca berbasis dampak di wilayah NTT dan langkah mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat.
Agung mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat kategori 6 tersebut berpotensi terjadi pada 8 Desember 2021 mulai pukul 08.00 WITA.
Sejumlah titik wilayah yang terdampak, kata dia yaitu di Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu Biboki Selatan, Biboki Moenleu, Biboki Anleu, Biboki Foetleu, Biboki Utara, dan Biboki Tanpah serta wilayah Tasifeto Barat di Kabupaten Belu.
Ia menjelaskan potensi hujan lebat ini dapat memicu berbagai dampak seperti terjadinya tanah longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah, kerusakan tanggul sungai, jalan dan jembatan, maupun aliran banjir yang berbahaya dan dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Ia meminta masyarakat di daerah terdampak agar lebih berhati-hati jika harus beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari potensi bencana yang ditimbulkan.
"Tidak perlu menggunakan transportasi darat jika tidak mendesak," katanya.
Baca juga: BMKG sebut 13 zona musim di NTT telah masuki musim penghujan
Selain itu masyarakat juga perlu terus memperbaharui informasi melalui media massa maupun media sosial atau mencari informasi melalui pihak-pihak terkait kebencanaan.
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi rob di tiga wilayah di NTT
"Barang-baran atau dokumen penting juga perlu dikondisikan agar aman dari bencana serta mematikan peralatan elektronik," katanya.
"Potensi hujan lebat kategori 6 ini berstatus siaga, harus diwaspadai masyarakat karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, (7/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan hasil perkiraan cuaca berbasis dampak di wilayah NTT dan langkah mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat.
Agung mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat kategori 6 tersebut berpotensi terjadi pada 8 Desember 2021 mulai pukul 08.00 WITA.
Sejumlah titik wilayah yang terdampak, kata dia yaitu di Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu Biboki Selatan, Biboki Moenleu, Biboki Anleu, Biboki Foetleu, Biboki Utara, dan Biboki Tanpah serta wilayah Tasifeto Barat di Kabupaten Belu.
Ia menjelaskan potensi hujan lebat ini dapat memicu berbagai dampak seperti terjadinya tanah longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah, kerusakan tanggul sungai, jalan dan jembatan, maupun aliran banjir yang berbahaya dan dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Ia meminta masyarakat di daerah terdampak agar lebih berhati-hati jika harus beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari potensi bencana yang ditimbulkan.
"Tidak perlu menggunakan transportasi darat jika tidak mendesak," katanya.
Baca juga: BMKG sebut 13 zona musim di NTT telah masuki musim penghujan
Selain itu masyarakat juga perlu terus memperbaharui informasi melalui media massa maupun media sosial atau mencari informasi melalui pihak-pihak terkait kebencanaan.
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi rob di tiga wilayah di NTT
"Barang-baran atau dokumen penting juga perlu dikondisikan agar aman dari bencana serta mematikan peralatan elektronik," katanya.