Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), dapat menjadi "Pulau Sorgum" karena memiliki potensi besar sebagai wilayah pengembangan budi daya tanaman pangan serbaguna tersebut.
"Sumba memiliki potensi besar untuk pengembangan budi daya sorgum. Saya yakin, Sumba akan jadi 'Pulau Sorgum'," katanya usai meninjau lahan budi daya sorgum di Desa Laipori, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Jumat, (7/1) sebagaimana dikutip dari siaran pers KSP.
Tanaman sorgum, lanjutnya, bukan hal baru bagi masyarakat pulau Sumba. Terlebih, sorgum sangat cocok ditanam dan dibudidayakan di lahan-lahan kering seperti di Pulau Sumba.
"Yang jadi pertanyaan mengapa sorgum tidak bisa berkembang baik di sini. Atas dasar itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan edukasi kepada petani agar memanfaatkan lahan mereka untuk menanam sorgum, yang nantinya bisa menjadi cadangan pangan nasional," kata Moeldoko.
Moeldoko yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai tanaman sorgum memiliki banyak manfaat, yakni sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan sumber energi. Sorgum mengandung sumber karbohidrat tinggi yaitu pati, gula terlarut dan serat.
Baca juga: Moeldoko pantau pembelajaran tatap muka terbatas di Sumba Timur
"Sorgum juga menghasilkan etanol yang bermanfaat bagi campuran bahan bakar," katanya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Serealia Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab mengatakan Kementan memberikan perhatian serius terhadap pengembangan sorgum di Tanah Air. Pada 2022, kata Ismail, program pengembangan sorgum akan mencakup lahan seluas 15 ribu hektare.
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan KSP segera cari solusi persoalan garam rakyat
"Dalam waktu dekat kami akan tanam sorgum di atas lahan 4 ribu hektare di Kecamatan Mamuru, Sumba Tengah. Ini akan menjadi titik awal untuk keberhasilan pengembangan sorgum di pulau Sumba," kata Ismail.
"Sumba memiliki potensi besar untuk pengembangan budi daya sorgum. Saya yakin, Sumba akan jadi 'Pulau Sorgum'," katanya usai meninjau lahan budi daya sorgum di Desa Laipori, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Jumat, (7/1) sebagaimana dikutip dari siaran pers KSP.
Tanaman sorgum, lanjutnya, bukan hal baru bagi masyarakat pulau Sumba. Terlebih, sorgum sangat cocok ditanam dan dibudidayakan di lahan-lahan kering seperti di Pulau Sumba.
"Yang jadi pertanyaan mengapa sorgum tidak bisa berkembang baik di sini. Atas dasar itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan edukasi kepada petani agar memanfaatkan lahan mereka untuk menanam sorgum, yang nantinya bisa menjadi cadangan pangan nasional," kata Moeldoko.
Moeldoko yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai tanaman sorgum memiliki banyak manfaat, yakni sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan sumber energi. Sorgum mengandung sumber karbohidrat tinggi yaitu pati, gula terlarut dan serat.
Baca juga: Moeldoko pantau pembelajaran tatap muka terbatas di Sumba Timur
"Sorgum juga menghasilkan etanol yang bermanfaat bagi campuran bahan bakar," katanya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Serealia Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab mengatakan Kementan memberikan perhatian serius terhadap pengembangan sorgum di Tanah Air. Pada 2022, kata Ismail, program pengembangan sorgum akan mencakup lahan seluas 15 ribu hektare.
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan KSP segera cari solusi persoalan garam rakyat
"Dalam waktu dekat kami akan tanam sorgum di atas lahan 4 ribu hektare di Kecamatan Mamuru, Sumba Tengah. Ini akan menjadi titik awal untuk keberhasilan pengembangan sorgum di pulau Sumba," kata Ismail.