Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (DKKPS) Nusa Tenggara Timur melaporkan tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di provinsi itu perlahan-lahan mengalami penurunan.

"Jika kita hitung dari Januari hingga Maret ini tren kasusnya mulai alami penurunan," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKKPS NTT Agusthina Rospita di Kupang, Senin, (14/3).

Ia mengatakan pada Januari kasus DBD di NTT mencapai 937 kasus, kemudian pada Februari kasusnya turun menjadi 612 kasus, sedangkan hingga Senin ini kasusnya mencapai 67 kasus.

Hal ini, menurut dia, menunjukkan hal positif karena penanganan pencegahan kasus DBD di NTT berjalan dengan baik serta kesadaran masyarakat juga mulai bagus.

"Kasus kematian akibat DBD juga trennya turun. Pada Januari delapan kasus, kemudian Februari empat kasus dan Maret dilaporkan satu kasus," ujar dia.

Rospita mengatakan jika dilakukan perbandingan kasus DBD pada Januari 2022 dan Januari 2021 maka terlihat perbedaan kasus yang jauh.

Di Januari 2022 kasus DBD di NTT mencapai 937 kasus, sedangkan periode yang sama pada 2021 kasusnya mencapai 381 kasus.

Kasus tertinggi ujar dia, ada di Kota Kupang saat ini dengan jumlah 276 kasus, Manggarai Barat 248 kasus dan Kabupaten Sikka 198 kasus.

Ia mengatakan kabupaten/kota di NTT yang mengalami peningkatan kasus pada 2022 jika dibandingkan dengan Januari 2021 adalah Kota Kupang, TImor Tengah Selatan, Kabupaten Belu, Flores Timur, Lembat, Kabupaten Sikka, Nagekeo, Manggarai Barat, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

Dengan tren kasus DBD yang terus menurun, pihaknya mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sehingga tak mudah terpapar DBD lagi.

Baca juga: DPRD NTT: Kasus DBD harus jadi perhatian serius

Baca juga: Dinkes sebut Kota Kupang tertinggi kasus DBD di NTT
 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024