Kupang (AntaraNews NTT) - Pakar komunikasi dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof Dr Alo Liliweri menilai, Joko Widodo dan Prabowo Subianto sangat berhat-hati dalam penentukan calon wakil presiden untuk maju bersama dalam Pilpres 2019.

"Sikap yang diambil oleh dua pihak sangat berhati-hati. Jokowi dan Prabowo masih membuat perhitungan yang tepat sebelum menentukan pendamping mereka," kata Alo Liliweri kepada Antara di Kupang, Rabu (8/8).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan belum diumumkannya calon wakil presiden, baik oleh Capres Jokowi maupun Prabowo Subianto, padahal waktu pendaftaran calon ke KPU tinggal dua hari lagi.

Menurut dia, perhituang dua kandidat yang sudah mengumumkan diri untuk maju dalam Pilpres 2019, ini adalah karena peran wakil sangat besar menentukan kemenangan.

"Jadi saya melihat ada dua skenario yang menjadi pertimbangan Jokowi maupun Prabowo Subianto," ucapnya.

Skenario pertama adalah menunggu usulan yudisial untuk memastikan apakah Jusuf Kalla masih bisa mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden atau tidak.

Jikalau Mahkamah Konstitusi (MK) menyetujui usulan yudisial maka, Jusuf Kalla tetap menjadi calon Wakil Presiden dari Jokowi.

"Kalau itu terjadi maka kubu Jokowi akan melakukan konsolidasi perasaan dengan partai koalisi karena cawapres yang diusulkan partai koalisi tidak bisa masuk," ujarnya.

Skenario kedua adalah jika MK menerima yudisial tentang ambang batas nol persen maka semua partai bisa ajukan pasangan sndiri.

"Jika sidang awal MK terima legal standing yudisial Perindo, maka pasti treshold akan nol persen dan partai politik boleh mengajukan pasangan baru," katanya

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024