Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT agar memprioritaskan upaya menurunkan kasus kekerdilan (stunting) pada anak-anak di provinsi itu.
"Saya titip untuk (penurunan) stunting dan juga kematian ibu dan anak. Ini harus jadi prioritas di IBI agar kita bisa turun ke nol persen stunting," katanya saat beraudiensi dengan IBI NTT dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (24/6/2022).
Pemerintah provinsi mencatat prevalensi kekerdilan di NTT saat ini sebesar 22 persen dengan jumlah kasus per April 2022 sekitar 8.000 orang.
Menurut Viktor angka kasus kekerdilan harus menurun hingga nol persen karena persoalan ini berkaitan dengan kemanusiaan.
Termasuk juga kasus kematian ibu dan anak, kata dia tidak boleh direncanakan menurun berapa persen karena artinya merencanakan kematian manusia.
"Teman-teman di organisasi kebidanan juga harus mulai paham cara berpikir seperti ini. Ini perspektif. Tidak boleh dalam dunia kesehatan, ada toleransi sekian persen kematian ibu dan anak. Dunia kesehatan itu harus zero," katanya.
Namun jika dalam perjalanan ada warga yang meninggal maka hal itu di luar perencanaan karena pemerintah berkomitmen untuk bekerja sungguh-sungguh agar tidak ada kasus kematian ibu dan anak akibat masalah gizi makanan.
Gubernur juga meminta IBI agar menetapkan target yang tinggi dalam menangani masalah kekerdilan dan bekerja keras untuk mencapainya.
“Kita harus buat target yang sangat tinggi, yang mungkin tidak sampai. Dengan itu, kita memaksakan diri dalam segala hal termasuk tenaga untuk berusaha capai itu," katanya.
"Kalau kita sudah sampai turun tiga perempat, itu sudah sesuatu yang luar biasa. Dari pada kita buat target setengah saja, buat apa toh sampai juga nantinya. Jadi teorinya harus diubah dari push to the limit (dorong hingga batas) jadi push over the limit (dorong melewati batas). Ini perspektif baru yang kita harus lakukan untuk bawa NTT maju," katanya.
Baca juga: Pemkab Kupang fokus tangani 7.207 balita stunting
Sementara itu, Ketua IBI NTT Damita Palalangan menyampaikan pihaknya menyambut baik arahan gubernur tersebut dan akan berupaya terlibat secara aktif dalam penanggulangan kekerdilan maupun kematian ibu dan anak.
Baca juga: 4ANTARA dorong media dukung pemerintah turunkan angka stunting
"Jumlah bidan di seluruh NTT sekitar 7.000 orang yang terus didorong untuk terus berperan aktif dalam menangani masalah kesehatan di masyarakat," katanya.
"Saya titip untuk (penurunan) stunting dan juga kematian ibu dan anak. Ini harus jadi prioritas di IBI agar kita bisa turun ke nol persen stunting," katanya saat beraudiensi dengan IBI NTT dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (24/6/2022).
Pemerintah provinsi mencatat prevalensi kekerdilan di NTT saat ini sebesar 22 persen dengan jumlah kasus per April 2022 sekitar 8.000 orang.
Menurut Viktor angka kasus kekerdilan harus menurun hingga nol persen karena persoalan ini berkaitan dengan kemanusiaan.
Termasuk juga kasus kematian ibu dan anak, kata dia tidak boleh direncanakan menurun berapa persen karena artinya merencanakan kematian manusia.
"Teman-teman di organisasi kebidanan juga harus mulai paham cara berpikir seperti ini. Ini perspektif. Tidak boleh dalam dunia kesehatan, ada toleransi sekian persen kematian ibu dan anak. Dunia kesehatan itu harus zero," katanya.
Namun jika dalam perjalanan ada warga yang meninggal maka hal itu di luar perencanaan karena pemerintah berkomitmen untuk bekerja sungguh-sungguh agar tidak ada kasus kematian ibu dan anak akibat masalah gizi makanan.
Gubernur juga meminta IBI agar menetapkan target yang tinggi dalam menangani masalah kekerdilan dan bekerja keras untuk mencapainya.
“Kita harus buat target yang sangat tinggi, yang mungkin tidak sampai. Dengan itu, kita memaksakan diri dalam segala hal termasuk tenaga untuk berusaha capai itu," katanya.
"Kalau kita sudah sampai turun tiga perempat, itu sudah sesuatu yang luar biasa. Dari pada kita buat target setengah saja, buat apa toh sampai juga nantinya. Jadi teorinya harus diubah dari push to the limit (dorong hingga batas) jadi push over the limit (dorong melewati batas). Ini perspektif baru yang kita harus lakukan untuk bawa NTT maju," katanya.
Baca juga: Pemkab Kupang fokus tangani 7.207 balita stunting
Sementara itu, Ketua IBI NTT Damita Palalangan menyampaikan pihaknya menyambut baik arahan gubernur tersebut dan akan berupaya terlibat secara aktif dalam penanggulangan kekerdilan maupun kematian ibu dan anak.
Baca juga: 4ANTARA dorong media dukung pemerintah turunkan angka stunting
"Jumlah bidan di seluruh NTT sekitar 7.000 orang yang terus didorong untuk terus berperan aktif dalam menangani masalah kesehatan di masyarakat," katanya.