Chicago (ANTARA) - Harga emas menukik ke posisi terendah sembilan bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu, 5/7/2022 pagi WIB), karena dolar AS yang meroket ke tertinggi dua dekade merobohkan daya tarik logam kuning sebagai tempat investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok 37,6 dolar AS atau 2,09 persen, menjadi ditutup pada 1.763,90 dolar AS per ounce.

Harga emas menyentuh level terendah sesi di 1.763,15 dolar AS -terendah sejak palung Oktober 2021 di 1.758 dolar AS.

Harga emas terperosok di bawah level kunci 1.800 dolar AS per ounce merupakan harga terendah sepanjang tahun ini, karena kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh sebagian besar bank-bank sentral telah mempercepat aksi jual.

Indikator teknis untuk emas sekarang sepenuhnya bearish.

Harga emas berjangka tergelincir 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.801,50 dolar AS per ounce pada Jumat (1/7/2022), setelah jatuh 10,2 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.807,30 dolar AS pada Kamis (30/6/2022), dan melemah 3,70 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.817,50 dolar AS pada Rabu (29/6/2022).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melonjak 1,5 persen menjadi di atas 106,5 poin, tertinggi sejak Desember 2002.

Penguatan dolar AS telah menyebabkan harga emas menukik lebih jauh, dengan akibatnya turun secara nyata di bawah level 1.800 dolar AS per troy ounce," kata Analis Commerzbank, Carsten Fritsch.


Baca juga: Emas jatuh lagi, terseret penguatan dolar

Baca juga: Emas Antam melonjak jadi Rp987.000 per gram




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas jatuh 37,6 dolar, tertekan dolar naik ke tertinggi 20 tahun

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024