Kupang (ANTARA) - Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) mengutarakan bahwa bisnis penjualan langsung bisnis (direct selling) atau Multi Level Marketing (MLM) memiliki kontribusi besar bagi perekonomian di Tanah Air.

"Bisnis MLM berkontribusi besar bagi perekonomian di Indonesia. Para korban PHK, akibat dampak Pandemi COVID-19 bisa menjadi enterpreneur melalui industri direct selling ini," kata Penasehat APLI Bambang Soesatyo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (25/7).

Bambang Soesatyo yang juga Ketua MPR RI mengemukakan hal itu saat membuka secara resmi acara APLI Exhibition 2022 yang diselenggarakan di Pasaraya Blok M, Jakarta pada Minggu (24/7).

Ia mengaku bangga terhadap kiprah APLI yang tetap tumbuh dan eksis serta mampu membantu masyarakat yang selama dua tahun lalu terpuruk akibat pandemi COVID-19. 

Politisi yang akrab disapa Bamsoet berharap para karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja bisa beralih ke bisnis penjualan langsung di bawah naungan APLI. Ini adalah bisnis yang menjanjikan, yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Selama 38 tahun berkiprah, APLI dipercaya sebagai satu-satunya asosiasi penjualan langsung Indonesia yang diakui oleh federasi asosiasi penjualan langsung dunia atau World Federation of Direct Selling Assosiation (WFDSA).

Menurut Bamsoet keberadaan APLI yang mewadahi perusahaan penjualan langsung dan menjadi satu satunya asosiasi penjualan langsung Indonesia yang diakui oleh asosiasi penjualan langsung dunia World Federation of Direct Selling Assosiation (WFDSA) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, apalagi dalam dua tahun terakhir ini.

"Berbagai catatan positif dan kontribusi sektor penjualan langsung terhadap perekonomian nasional ini dapat kita rujuk dari berbagai perspektif. Pertama dari besarnya transaksi penjualan yang pada tahun 2019 sudah mencapai angka 16,3 triliun rupiah. Ini angka yang fantastis," katanya.

Menurut dia nilai itu bermakna besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional, apalagi sektor industri penjualan langsung juga melibatkan jutaan mitra usaha yang mayoritas para UMKM dan para pengusaha-pengusaha pemula.

Perspektif kedua, kata dia industri penjualan langsung memiliki karakter bisnis yang tangguh dan adaptif. Ketika era distrupsi teknologi dan berkembangnya paradigma digitalisasi ekonomi, telah menyebabkan, banyak sektor bisnis yang terdampak. Sektor industri penjualan langsung ternyata masih tetap eksis dan sangat efektif dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Perspektif ketiga, bisnis yang lazim disebut MLM ini memiliki fleksibilitas yang bisa menjangkau dan dijalankan oleh banyak kalangan dan  kelompok profesi, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa dan pelajar.

Perspektif keempat, industri penjualan langsung ini memiliki kemampuan menampung ribuan pelaku usaha, termasuk para korban PHK yang terus meningkat cukup signifikan sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

"Bisnis penjualan langsung memberikan peluang bagi mereka untuk bangkit menjalankan bisnis serta membangun kemandirian ekonomi. Ini tentu bermakna penting, mengingat hingga Agustus 2021 lalu Kementerian Tenaga Kerja mencatat lebih dari 538 ribu pekerja telah mengalami PHK," katanya.

Bamsoet meyakini APLI akan terus memberikan nilai kemanfaatan dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya, menyumbangkan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan tetap konsisten mewujudkan visi organisasi untuk memajukan sektor industri penjualan langsung secara sehat dan berkelanjutan, terus melakukan adaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemajuan.

Hal senada disampaikan Direktur Pemberdayaan Usaha, Kementerian Investasi (BPKM), Anna Nurbani yang menyebutkan di saat banyak perusahaan terpuruk akibat pandemi COVID-19 justeru industri penjualan langsung semakin berkibar. 

Penjualan secara dalam jaringan (daring) yang dilakukan oleh perusahaan dan para anggota mampu menekan angka pengangguran di Indonesia dan mampu menggerakkan roda perekonomian di masa pandemi ini. 

Kementerian Perdagangan sendiri telah mencatat industri penjualan langsung mampu memberikan pemasukan ke negara sebesar 16,3 triliun dengan melibatkan sekitar 5,3 juta mitra usaha," katanya.

Menurut Anna Nurbani, tahun ini BKPM diarahkan untuk berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5 persen, yaitu melalui peningkatan target investasi sebesar 1.200 triliun pada tahun 2022 atau naik 33,3 persen dibanding tahun sebelumnya.

Ia berharap dengan tumbuhnya industri penjualan langsung ini tentunya juga pemerintah terus bekerja sama dan berkolaborasi dengan dunia usaha, termasuk APLI.

"Bekerja sama dalam memfasilitasi pelayanan perijinan berusaha ataupun untuk memfasilitasi kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha agar ke depan iklim investasi akan semakin kondusif," katanya.

Sementara itu, menurut Ketua Umum APLI  Kanny V Soemantoro, menambahkan dalam acara bertajuk "APLI Membangun Indonesia” ini seharusnya dilakukan tiga tahun lalu sebelum pandemi. 

"Ini adalah exhibisi perdana APLI selama 38 tahun berkiprah. Harusnya sudah dibuat sejak 3 tahun lalu, tetapi terhalang pandemi COVID-19," katanya.  

"Kami yakin bahwa model bisnis ini, platform  kami dan produk kami sudah banyak memberikan kontribusi luar biasa baik karena produknya eksklusif dan platformnya yang mengajak banyak orang menjadi enterpreneur,” kata CEO Nuskin ini.

APLI berharap tahun depan bisa mengelar acara serupa dengan lebih besar dan lebih menarik lagi. Selain ingin mendekatkan bisnis penjualan langsung kepada masyarakat, acara exhibisi ini juga menjadi sumber informasi lengkap tentang bisnis MLM.

"Kami menyadari masih ada stigma negatif tentang MLM. Melalui acara kami ingin memperkenalkan bahwa kami menjual produk luar biasa dan memiliki kriteria khusus. Produk MLM memang bagus-bagus berdasarkan dari inovasi dan penelitian bertahun-tahun sehingga menjadi produk unggulan dari 106 perusahaan anggota APLI," kata Sekjen APLI Ina Rachman.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024