Kupang (ANTARA) - Paroki Santo. Gregorius Agung Oeleta, Keuskupan Agung Kupang, pada Rabu, (31/8/2022) ini genap berusia 25 tahun.
Puncak perayaan ditandai dengan misa syukur yang berlangsung di gereja motif kapal, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, mulai pukul 16.00 Wita.
Perayaan misa syukur dirangkaikan dengan pemberian sakramen Krisma kepada sekitar 300-an anak-anak remaja.
Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta RD Kristoforus B Muda mengkonfirmasi kehadiran Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang Pr dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Menurut rohaniwan yang akrab disapa Romo Bob Muda ini, perayaan misa syukur pesta perak dipimpin oleh Uskup Agung Kupang.
“Bapak Gubernur NTT juga akan hadir,” ujar Romo Bob Muda dalam rapat persiapan yang digelar Panitia 25 Tahun Pesta Perak Paroki St. Gregorius Agung Oeleta di pelataran rumah pastoran, Sabtu 27 Agustus sore.
Romo Bob Muda mengingatkan panitia mempersiapkan segala sesuatu secara optimal sehingga acara dapat berlangsung dengan baik dan lancar. “Bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing,” ucap Romo Bob Muda.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Panitia Pesta Perak RD Jeffrey Nome, setiap seksi melaporkan persiapan yang sudah dan akan dilaksanakan untuk menyukseskan perayaan 25 Tahun Paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Panitia telah mengeluarkan undangan kepada berbagai pihak, di antaranya untuk pejabat pemerintahan, para donatur, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berada di wilayah Kelurahan Penkase Oeleta, ketua RT dan tuan tanah.
“Perayaan pesta perak ini diperkirakan akan dihadiri 3000 umat, termasuk para undangan,” sebut Romo Jeffrey Nome.
Romo Jeffrey Nome mengapresiasi umat yang sangat antusias menyambut perayaan 25 tahun paroki. Menurutnya, keterlibatkan umat menyongsong pesta perak sangat luar biasa, dan dilakukan dengan suka cita. Kekurangan atau kendala yang dialami panitia dapat diatasi secara swadaya oleh umat.
Ia juga menjelaskan bahwa setelah perayaan misa syukur, dilanjutkan dengan acara launching buku Bertolak Lebih Dalam dan ramah tamah yang berlangsung di pelataran rumah pastoran.
Menurut Romo Jeffrey Nome, buku Bertolak Lebih Dalam berisi tentang sejarah Paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Pada awalnya sebelum Paroki St. Gregorius Agung Oeleta terbentuk, umat Kisbaki, Penkase Oeleta, Namosain, Osmok dan Tenau merupakan bagian dari wilayah VI Paroki Katedral Kristus Raja Kupang. Kemudian memisahkan diri menjadi wilayah VII yang menjadi embrio paroki.
Kemudian pada Minggu 31 Agustus 1997, Uskup Agung Kupang saat itu, Mgr Gregorius Monteiro SVD meresmikan Paroki St. Gregorius Agung Oeleta. Misa peremian paroki berlangsung di gudang Delsos.
“Jadi, waktu itu memang belum ada gereja. Sudah ada lebih dulu itu rumah pastoran. Sebelum pakai gudang Delsos, umat menggunakan bangunan bekas asrama dan kandang ayam untuk kegiatan peribadatan,” beber Romo Jeffrey Nome.
“Semua kisah tentang pembentukan paroki, termasuk spiritualitas umat tersaji dalam buku Bertolak Lebih Dalam, Kenangan 25 Tahun Pesta Perak Paroki St. Gregorius Agung Oeleta. Setelah launching, buku ini dijual untuk umum,” tambahnya.
Kondisi Saat Ini
Umat Paroki St. Gregorius Agung Oeleta saat ini berjumlah sekitar 4.000 jiwa. Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta Romo Bob Muda mengatakan, perkembangan umat paling pesat terjadi di pusat paroki. “Sekarang di pusat paroki sudah sekitar 500-600 kepala keluarga,” sebut Romo Bob Muda.
Sebagian besar umat tersebar di 15 KUB yang berada di pusat paroki, yaitu KUB St. Yustinus Namosain, KUB St. Antonuis Padua-Penkase. KUB Ave Maria Bintang Laut-Osmok, KUB St. Yohanes Maria Vianei-Osmok, KUB Sta. Ana-Osmok, KUB St. Yoseph Pekerja-Perumahan.
Baca juga: Artikel - Selamat jalan Ramadhan...
Berikutnya, KUB St. Gregorius-Oeleta, KUB St. Fransiskus-Bolomeo, KUB St. Petrus-Oeleta, KUB St. Benediktus-Oeleta, KUB Sta. Maria Puri Alak, KUB St. Vinsensius-Nun Baun Sabu, KUB St. Sesilia-Osmok dan KUB St. Maria Bunda Allah-Osmok.
Sejumlah umat menyebar di tiga stasi, yaitu Stasi Tenau, Stasi Batakte dan Boniana. Stasi Tenau mencakup KUB St. Petrus Tenau, KUB St. Yohanes Pemandi, KUB Sta. Agnes, KUB Sta. Elisabeth-Nitneo, KUB St. Yoseph-Bolok dan KUB St. Mikael.
Baca juga: Artikel - 25 tahun berpulang, Putri Diana masih menjadi topik hangat
Stasi Batakte terdiri dari KUB St. Fransiskus Xaferius, KUB St. Stefanus dan KUB Ave Maria-Sumlili. Sedangkan Stasi Boniana meliputi KUB St. Alfonsius-Boniana.
Selain itu, umat terkonsentrasi pada Kuasi St Petrus Batu Karang Liman, Pulau Semau, Kabupaten Kupang. Kuasi Semau terdiri dari KUB St. Thomas-Kaisalun, KUB Sta. Maria-Naok dan KUB St. Petrus Batu Karang-Oetefu. Kuasi merupakan calon paroki.
Puncak perayaan ditandai dengan misa syukur yang berlangsung di gereja motif kapal, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, mulai pukul 16.00 Wita.
Perayaan misa syukur dirangkaikan dengan pemberian sakramen Krisma kepada sekitar 300-an anak-anak remaja.
Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta RD Kristoforus B Muda mengkonfirmasi kehadiran Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang Pr dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Menurut rohaniwan yang akrab disapa Romo Bob Muda ini, perayaan misa syukur pesta perak dipimpin oleh Uskup Agung Kupang.
“Bapak Gubernur NTT juga akan hadir,” ujar Romo Bob Muda dalam rapat persiapan yang digelar Panitia 25 Tahun Pesta Perak Paroki St. Gregorius Agung Oeleta di pelataran rumah pastoran, Sabtu 27 Agustus sore.
Romo Bob Muda mengingatkan panitia mempersiapkan segala sesuatu secara optimal sehingga acara dapat berlangsung dengan baik dan lancar. “Bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing,” ucap Romo Bob Muda.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Panitia Pesta Perak RD Jeffrey Nome, setiap seksi melaporkan persiapan yang sudah dan akan dilaksanakan untuk menyukseskan perayaan 25 Tahun Paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Panitia telah mengeluarkan undangan kepada berbagai pihak, di antaranya untuk pejabat pemerintahan, para donatur, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berada di wilayah Kelurahan Penkase Oeleta, ketua RT dan tuan tanah.
“Perayaan pesta perak ini diperkirakan akan dihadiri 3000 umat, termasuk para undangan,” sebut Romo Jeffrey Nome.
Romo Jeffrey Nome mengapresiasi umat yang sangat antusias menyambut perayaan 25 tahun paroki. Menurutnya, keterlibatkan umat menyongsong pesta perak sangat luar biasa, dan dilakukan dengan suka cita. Kekurangan atau kendala yang dialami panitia dapat diatasi secara swadaya oleh umat.
Ia juga menjelaskan bahwa setelah perayaan misa syukur, dilanjutkan dengan acara launching buku Bertolak Lebih Dalam dan ramah tamah yang berlangsung di pelataran rumah pastoran.
Menurut Romo Jeffrey Nome, buku Bertolak Lebih Dalam berisi tentang sejarah Paroki St. Gregorius Agung Oeleta.
Pada awalnya sebelum Paroki St. Gregorius Agung Oeleta terbentuk, umat Kisbaki, Penkase Oeleta, Namosain, Osmok dan Tenau merupakan bagian dari wilayah VI Paroki Katedral Kristus Raja Kupang. Kemudian memisahkan diri menjadi wilayah VII yang menjadi embrio paroki.
Kemudian pada Minggu 31 Agustus 1997, Uskup Agung Kupang saat itu, Mgr Gregorius Monteiro SVD meresmikan Paroki St. Gregorius Agung Oeleta. Misa peremian paroki berlangsung di gudang Delsos.
“Jadi, waktu itu memang belum ada gereja. Sudah ada lebih dulu itu rumah pastoran. Sebelum pakai gudang Delsos, umat menggunakan bangunan bekas asrama dan kandang ayam untuk kegiatan peribadatan,” beber Romo Jeffrey Nome.
“Semua kisah tentang pembentukan paroki, termasuk spiritualitas umat tersaji dalam buku Bertolak Lebih Dalam, Kenangan 25 Tahun Pesta Perak Paroki St. Gregorius Agung Oeleta. Setelah launching, buku ini dijual untuk umum,” tambahnya.
Kondisi Saat Ini
Umat Paroki St. Gregorius Agung Oeleta saat ini berjumlah sekitar 4.000 jiwa. Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta Romo Bob Muda mengatakan, perkembangan umat paling pesat terjadi di pusat paroki. “Sekarang di pusat paroki sudah sekitar 500-600 kepala keluarga,” sebut Romo Bob Muda.
Sebagian besar umat tersebar di 15 KUB yang berada di pusat paroki, yaitu KUB St. Yustinus Namosain, KUB St. Antonuis Padua-Penkase. KUB Ave Maria Bintang Laut-Osmok, KUB St. Yohanes Maria Vianei-Osmok, KUB Sta. Ana-Osmok, KUB St. Yoseph Pekerja-Perumahan.
Baca juga: Artikel - Selamat jalan Ramadhan...
Berikutnya, KUB St. Gregorius-Oeleta, KUB St. Fransiskus-Bolomeo, KUB St. Petrus-Oeleta, KUB St. Benediktus-Oeleta, KUB Sta. Maria Puri Alak, KUB St. Vinsensius-Nun Baun Sabu, KUB St. Sesilia-Osmok dan KUB St. Maria Bunda Allah-Osmok.
Sejumlah umat menyebar di tiga stasi, yaitu Stasi Tenau, Stasi Batakte dan Boniana. Stasi Tenau mencakup KUB St. Petrus Tenau, KUB St. Yohanes Pemandi, KUB Sta. Agnes, KUB Sta. Elisabeth-Nitneo, KUB St. Yoseph-Bolok dan KUB St. Mikael.
Baca juga: Artikel - 25 tahun berpulang, Putri Diana masih menjadi topik hangat
Stasi Batakte terdiri dari KUB St. Fransiskus Xaferius, KUB St. Stefanus dan KUB Ave Maria-Sumlili. Sedangkan Stasi Boniana meliputi KUB St. Alfonsius-Boniana.
Selain itu, umat terkonsentrasi pada Kuasi St Petrus Batu Karang Liman, Pulau Semau, Kabupaten Kupang. Kuasi Semau terdiri dari KUB St. Thomas-Kaisalun, KUB Sta. Maria-Naok dan KUB St. Petrus Batu Karang-Oetefu. Kuasi merupakan calon paroki.