Kupang (ANTARA) - Manajemen Bintang Timur Atambua (BeTA) menyoroti kepemimpinan wasit Anton Rasmiaji dalam pertandingan lanjutan grup B liga 3 wilayah NTT turnamen El Tari Cup 2022 yang mempertemukan tuan rumah Persebata Lembata dengan BeTA, Sabtu dengan skor akhir 0-0.
Manager BeTA Serena Francis dihubungi dari Kupang, Sabtu menilai bahwa kartu kuning yang didapat oleh penjaga gawang mereka tidak perlu karena pelanggaran murni dilakukan oleh pemain Persebata di dalam kawasan penjaga gawang.
“Karena itu kami akan mengajukan protes atas pemberian kartu kuning kepada Sadam yang merasa dirugikan,” katanya.
Serena juga mengatakan bahwa BeTA juga meminta wasit Anton Rasmiaji yang memimpin laga Persebata Lembata vs Bintang Timur Atambua dievaluasi oleh panitia EL Tari Cup 2022.
Baca juga: BeTA dipuji walau tak lolos babak delapan besar
Serena menilai dalam pertandingan tersebut, wasit tidak fair memberikan kartu kepada pemain BeTA atas pelanggaran yang tidak semestinya, terutama di area kotak 16 meter.
“Paling sedikit ada 7 kali dianggap sebagai pelanggaran, sehingga anak- anak BeTA merasa dirugikan dan tidak fokus dalam permainan,” jelasnya.
Dia mengatakan BeTA tetap menjaga fair play dalam setiap pertandingan, walaupun merasa dirugikan dengan kepemimpinan wasit. Namun, dia berharap tidak ada kecurangan atau keberpihakan.
“Memang ada beberapa keputusan yang merugikan kami. Namun kami tetap menjaga fair play dalam setiap pertandingan,” tandasnya.
Dia juga memberikan selamat kepada Persebata Lembata yang menunjukkan performa terbaiknya pada laga pertama itu.
Kedepannya, BeTA Atambua akan membenahi strategi dan taktik untuk pertandingan selanjutnya, terutama pemain tengah yang seringkali putus mengalirkan bola ke pemain depan, beruntung pemain belakang solid dan tangguh.
Pihaknya juga akan mengevaluasi performa pemain sehingga bisa merebut poin penuh di dua pertandingan sisa melawan Platina FC dan Perserond Rote Ndao,” katanya.
Baca juga: Bintang Timur Atambua tunjuk mantan pelatih Perserui Serui jadi pelatih
Manager BeTA Serena Francis dihubungi dari Kupang, Sabtu menilai bahwa kartu kuning yang didapat oleh penjaga gawang mereka tidak perlu karena pelanggaran murni dilakukan oleh pemain Persebata di dalam kawasan penjaga gawang.
“Karena itu kami akan mengajukan protes atas pemberian kartu kuning kepada Sadam yang merasa dirugikan,” katanya.
Serena juga mengatakan bahwa BeTA juga meminta wasit Anton Rasmiaji yang memimpin laga Persebata Lembata vs Bintang Timur Atambua dievaluasi oleh panitia EL Tari Cup 2022.
Baca juga: BeTA dipuji walau tak lolos babak delapan besar
Serena menilai dalam pertandingan tersebut, wasit tidak fair memberikan kartu kepada pemain BeTA atas pelanggaran yang tidak semestinya, terutama di area kotak 16 meter.
“Paling sedikit ada 7 kali dianggap sebagai pelanggaran, sehingga anak- anak BeTA merasa dirugikan dan tidak fokus dalam permainan,” jelasnya.
Dia mengatakan BeTA tetap menjaga fair play dalam setiap pertandingan, walaupun merasa dirugikan dengan kepemimpinan wasit. Namun, dia berharap tidak ada kecurangan atau keberpihakan.
“Memang ada beberapa keputusan yang merugikan kami. Namun kami tetap menjaga fair play dalam setiap pertandingan,” tandasnya.
Dia juga memberikan selamat kepada Persebata Lembata yang menunjukkan performa terbaiknya pada laga pertama itu.
Kedepannya, BeTA Atambua akan membenahi strategi dan taktik untuk pertandingan selanjutnya, terutama pemain tengah yang seringkali putus mengalirkan bola ke pemain depan, beruntung pemain belakang solid dan tangguh.
Pihaknya juga akan mengevaluasi performa pemain sehingga bisa merebut poin penuh di dua pertandingan sisa melawan Platina FC dan Perserond Rote Ndao,” katanya.
Baca juga: Bintang Timur Atambua tunjuk mantan pelatih Perserui Serui jadi pelatih