Kupang (AntaraNews NTT) - Sesepuh Partai Golkar Timor Tengah Selatan, Joseph Christian mengatakan sebenarnya tidak sulit untuk mengembalikan kejayaan Golkar di daerah ini, karena sudah melekat dalam hati masyarakat makna Pohon Beringin yang sering dilukiskan "onme onme, yah nunu".
"Onme onme, yah nunu--apa pun situasinya, yah tetap Pohon Beringin. Ini makna sakramental yang telah terpahatkan dalam tugu Nekmese yang berarti sehati," kata Christian saat berlangsungnya talk show "Golkar Berkarya Lintas Zaman" di SoE, ibu kota Kabupaten TTS, Rabu (24/10).
Talk show tersebut dipandu oleh Pius Rengka yang dihadiri pula sejumlah sesepuh bersama elemen pengurus dan simpatisan Golkar, seperti Joseph Christian, Ketua DPD I Golkar NTT Melki Laka Lena bersama sejumlah elemen pengurusnya seperti Frans Sarong, Djemi Lasa, Aprilia Manukoa dan Pelaksana Tugas Ketua DPD Golkar TTS Libby Sinlaeloe.
Christian mengatakan tugu Nekmese saat itu berdiri sangat kokoh, namun belakangan ini rasa dan semangat sehati dalam roh "onme onme, yah nunu" itu mulai luntur, bahkan rasa sehati sebagai orang Golkar pun mulai lenyap seperti disambar petir.
Dalam pandangan Christian, dukungan para tetua lainnya di TTS seperti Paul Mella (mantan Bupati TTS), Yunus Tahun dan Epy Tahun (Bupati TTS terpilih), sebenarnya tidak sulit untuk mengembalikan kejayaan Golkar di bumi cendana TTS.
Sebab, kata dia, di TTS sudah melekat dalam hati masyakarat makna sakramental yang bernama "onme onme, yah nunu" itu. Artinya, apa pun situasinya atau bagaimana-bagaimana, yah tetap Pohon Beringin.
Baca juga: Kemenangan Tahun-Koenay jadi kado istimewa bagi Golkar
Diskusi tersebut diadakan dalam rangka perayaan HUT ke-54 Partai Golkar tingkat Kabupaten Timor Tengah Selatan yang dipusatkan di Kota SoE, sekitar 110 kilometer arah timur ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Christian mengatakan Golkar TTS pada masa lalu selalu berhasil jaya dengan raihan suara hampir 100 persen karena warga TTS terutama para pengurus Golkar benar-benar sehati dan sesuara.
Kebersamaan itu bahkan pernah dikukuhkan melalui tugu khusus bernama Nekmese yang berarti sehati, namun belakangan ini, rasa dan semangat sehati itu sudah mulai lenyap dan seakan tak mau kembali lagi.
"Bahkan tugu sehati itu sampai lenyap entah kemana perginya," kata pria berusia 86 tahun yang masih tetap setia pada simbol kemenangan "onme onme, yah nunu" itu.
Menurut dia, upaya untuk mengembalikan kejayaan Golkar di TTS sangat dituntut kekompakan, ketulusan serta sikap disiplin para pengurusnya termasuk para kader yang kini berada di DPRD TTS.
Selain itu, perlu juga dijaga kehangatan komunikasi dengan para sesepuh dan kelompok generasi muda sebagai pewaris Golkar masa depan di bumi Timor Tengah Selatan.
Baca juga: Goyang Zumba dan Tobelo warnai pesta Golkar NTT
Anggi Nahak, sebagai perwakilan Golkar dari kalangan generasi muda mengharapkan agar Golkar semakin lebar membuka pintunya bagi kaum muda dan perempuan untuk masuk ke dalamnya.
"Sejauh ini Golkar itu terkesan partainya orangtua yang didominasi oleh kaum lelaki, dan seakan tak mau membuka pintunya bagi kaum muda dan perempuan," kata Anggi yang juga caleg Golkar mewakili kaum muda dan perempuan itu.
"Onme onme, yah nunu--apa pun situasinya, yah tetap Pohon Beringin. Ini makna sakramental yang telah terpahatkan dalam tugu Nekmese yang berarti sehati," kata Christian saat berlangsungnya talk show "Golkar Berkarya Lintas Zaman" di SoE, ibu kota Kabupaten TTS, Rabu (24/10).
Talk show tersebut dipandu oleh Pius Rengka yang dihadiri pula sejumlah sesepuh bersama elemen pengurus dan simpatisan Golkar, seperti Joseph Christian, Ketua DPD I Golkar NTT Melki Laka Lena bersama sejumlah elemen pengurusnya seperti Frans Sarong, Djemi Lasa, Aprilia Manukoa dan Pelaksana Tugas Ketua DPD Golkar TTS Libby Sinlaeloe.
Christian mengatakan tugu Nekmese saat itu berdiri sangat kokoh, namun belakangan ini rasa dan semangat sehati dalam roh "onme onme, yah nunu" itu mulai luntur, bahkan rasa sehati sebagai orang Golkar pun mulai lenyap seperti disambar petir.
Dalam pandangan Christian, dukungan para tetua lainnya di TTS seperti Paul Mella (mantan Bupati TTS), Yunus Tahun dan Epy Tahun (Bupati TTS terpilih), sebenarnya tidak sulit untuk mengembalikan kejayaan Golkar di bumi cendana TTS.
Sebab, kata dia, di TTS sudah melekat dalam hati masyakarat makna sakramental yang bernama "onme onme, yah nunu" itu. Artinya, apa pun situasinya atau bagaimana-bagaimana, yah tetap Pohon Beringin.
Baca juga: Kemenangan Tahun-Koenay jadi kado istimewa bagi Golkar
Diskusi tersebut diadakan dalam rangka perayaan HUT ke-54 Partai Golkar tingkat Kabupaten Timor Tengah Selatan yang dipusatkan di Kota SoE, sekitar 110 kilometer arah timur ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Christian mengatakan Golkar TTS pada masa lalu selalu berhasil jaya dengan raihan suara hampir 100 persen karena warga TTS terutama para pengurus Golkar benar-benar sehati dan sesuara.
Kebersamaan itu bahkan pernah dikukuhkan melalui tugu khusus bernama Nekmese yang berarti sehati, namun belakangan ini, rasa dan semangat sehati itu sudah mulai lenyap dan seakan tak mau kembali lagi.
"Bahkan tugu sehati itu sampai lenyap entah kemana perginya," kata pria berusia 86 tahun yang masih tetap setia pada simbol kemenangan "onme onme, yah nunu" itu.
Menurut dia, upaya untuk mengembalikan kejayaan Golkar di TTS sangat dituntut kekompakan, ketulusan serta sikap disiplin para pengurusnya termasuk para kader yang kini berada di DPRD TTS.
Selain itu, perlu juga dijaga kehangatan komunikasi dengan para sesepuh dan kelompok generasi muda sebagai pewaris Golkar masa depan di bumi Timor Tengah Selatan.
Baca juga: Goyang Zumba dan Tobelo warnai pesta Golkar NTT
Anggi Nahak, sebagai perwakilan Golkar dari kalangan generasi muda mengharapkan agar Golkar semakin lebar membuka pintunya bagi kaum muda dan perempuan untuk masuk ke dalamnya.
"Sejauh ini Golkar itu terkesan partainya orangtua yang didominasi oleh kaum lelaki, dan seakan tak mau membuka pintunya bagi kaum muda dan perempuan," kata Anggi yang juga caleg Golkar mewakili kaum muda dan perempuan itu.