Bupati Agas : Stunting di Matim tersisa 9,6 persen

id NTT,kekerdilan,anak stunting,kabupaten manggarai timur,andreas agas

Bupati Agas : Stunting di Matim tersisa 9,6 persen

Bupati Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur Andreas Agas (ANTARA/Benny Jahang)

Upaya mencegah adanya penambahan jumlah anak stunting terus dilakukan pemerintah Kabupaten Manggarai Timur sehingga saat ini tersisa 9,6 persen...
Kupang (ANTARA) - Bupati Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur Andreas Agas mengatakan jumlah anak yang mengalami stunting di daerah itu tersisa 9,6 persen dari sebelumnya 11, 6 persen dari total 2.766 anak.

"Upaya mencegah adanya penambahan jumlah anak stunting terus dilakukan pemerintah Kabupaten Manggarai Timur sehingga saat ini tersisa 9,6 persen," kata Bupati Kabupaten Manggarai Timur Andreas Agas ketika ditemui di Kupang, Rabu, (7/12/2022).

Ia mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dalam melakukan upaya pencegahan peningkatan kasus stunting di daerah itu.

Dia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur di Pulau Flores itu menargetkan jumlah anak yang mengalami stunting tersisa lima persen pada 2024.

Menurut dia merawat ibu hamil sejak dini menjadi hal yang utama dalam mencegah penambahan anak yang mengalami stunting.

Para ibu-ibu hamil kata dia diberikan makanan tambahan, vitamin serta pemeriksaan secara rutin di puskesmas dan posyandu.

Selain itu melalui kegiatan pemberian makanan tambahan yang dilakukan secara rutin bagi ibu hamil dan anak-anak balita yang masuk dalam kategori stunting.

"Kami sudah melakukan gerakan orang tua asuh untuk merawat anak-anak yang mengalami stunting. Gerakan itu dilakukan semua pihak berupa pemberian makanan tambahan.

Andreas Agas juga mengatakan sudah memberikan instruksi kepada semua kepala desa di daerah itu untuk mengalokasikan dana desa sebesar delapan persen untuk pemberian makanan tambahan bagi anak-anak balita serta ibu-ibu hamil di desa-desa dalam mencegah kasus stunting.

"Ada anak dari pegawai yang masuk dalam kategori stunting. Anaknya diasuh oleh neneknya saat orang tua pergi bekerja akibatnya pola asuh dilakukan neneknya tidak memadai sehingga kebutuhan gizi anak terabaikan," kata Andreas Agas.

Baca juga: Matim raih capaian kesehatan semesta 100 persen

Baca juga: Tim SAR Gabungan evakuasi anak terseret sungai di Matim