Chicago (ANTARA) - Harga emas menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat, 31/3 pagi WIB), ditutup di level tertinggi sejak 10 Maret 2022.
Harga emas ini berbalik menguat dari penurunan sesi sebelumnya didorong oleh dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih lemah menjelang laporan data inflasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 13,20 dolar AS atau 0,67 persen menjadi ditutup pada 1.997,70 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.002,40 dolar AS dan terendah di 1.971,60 dolar AS.
Emas berjangka merosot 5,90 dolar AS atau 0,30 persen menjadi 1.984,50 dolar AS pada Rabu (29/3/2023), setelah terangkat 19,70 dolar AS atau 1,01 persen menjadi 1.973,50 dolar AS pada Selasa (28/3/2023), dan jatuh 30 dolar AS atau 1,51 persen menjadi 1.953,80 dolar AS pada Senin (27/3/2023).
Dolar AS melemah pada Kamis (30/3/2023) karena para pelaku pasar menantikan laporan inflasi utama AS dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, tergelincir 0,48 persen menjadi 102,1516.
Berbicara di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh National Association for Business Economics, Presiden Fed Boston, Susan Collins mengatakan pada Kamis (30/3/2023) bahwa dia memperkirakan bank sentral AS untuk menerapkan satu lagi kenaikan suku bunga seperempat poin dalam pertempurannya melawan inflasi yang tinggi, meskipun masih ada kekhawatiran tentang stabilitas sistem perbankan.
"Saya saat ini mengantisipasi beberapa pengetatan kebijakan tambahan yang moderat, dan kemudian bertahan hingga akhir tahun ini," katanya.
Baca juga: Emas tergelincir 0,30 persen
Baca juga: Pegadaian berharap nasabah tidak meragukan lagi produk Tabungan Emas
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas menguat 13,20 dolar terangkat pelemahan "greenback"