Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), agar mewaspadai dampak peningkatan curah hujan yang terjadi pada musim hujan tahun 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran saat dihubungi di Labuan Bajo, Selasa, mengatakan kewaspadaan perlu ditingkatkan warga karena musim hujan kali ini juga diikuti dengan fenomena La Nina lemah dan sering disertai pembentukan bibit siklon tropis yang dapat meningkatkan curah hujan.
"Kami mengimbau masyarakat, dalam hal ini juga termasuk nelayan dan para pelaku wisata, untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Ia juga menjelaskan wilayah Manggarai Barat telah memasuki musim hujan. Potensi curah hujan tinggi diprakirakan terjadi di wilayah Kecamatan Lembor, Lembor Selatan, Sano Nggoang, Mbeliling, Welak, dan Kuwus.
"Upaya mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat yakni memantau informasi dan peringatan dini BMKG, menunda aktivitas laut saat cuaca buruk, serta ketika beraktivitas di darat mewaspadai potensi banjir dan longsor, terutama saat terjadi hujan berdurasi panjang," katanya.
Sementara itu selama tiga hari terakhir Kota Labuan Bajo diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Sebelumnya Pemkab Manggarai Barat meminta para kepala desa (kades) yang tersebar di 12 kecamatan di daerah itu agar proaktif melaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait peristiwa bencana alam agar penanganan dapat secepatnya dilakukan.
"Begitu dengar ada bencana alam kades langsung ke lokasi untuk cek, lalu foto dan laporkan ke BPBD untuk segera ditangani," kata Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat Yulianus Weng.
Ia menambahkan BPBD Manggarai Barat telah menyiapkan posko antisipasi dampak cuaca ekstrem guna menanggulangi bencana alam yang berpotensi terjadi dalam musim hujan 2025 hingga awal 2026.
BPBD Manggarai Barat juga telah mengeluarkan surat imbauan bagi para kades dan camat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.
Ia juga menjelaskan usai memberikan laporan bencana alam, nantinya personel BPBD Manggarai Barat akan segera melakukan penanganan bencana.
Jika bencana alam tersebut membutuhkan penanganan lebih lanjut, kata dia, maka BPBD Manggarai Barat melaporkan kejadian itu kepada pemerintah daerah guna penetapan status bencana oleh surat keputusan bupati.
"Pemerintah daerah ada dana tidak terduga (BTT), tapi pemanfaatan dana ada mekanismenya yakni mereka lapor segera, BPBD setelah turun lokasi tetapkan sebagai bencana, lalu buat segera ke bupati untuk tetapkan sebagai bencana," ungkapnya.
Ia menjelaskan hampir seluruh wilayah Manggarai Barat berpotensi terdampak cuaca ekstrem. Pada perairan laut di Kecamatan Komodo dan Boleng berpotensi gelombang tinggi dan di wilayah daratan berpotensi longsor, angin puting beliung, hingga banjir bandang.
Sebagai langkah mitigasi dampak cuaca ekstrem, pada November 2025 Pemkab Manggarai Barat telah memerintahkan Dinas Kesehatan setempat untuk menyediakan obat-obatan di seluruh kecamatan guna mengantisipasi berbagai penyakit yang muncul dalam musim hujan.

