Dukung Pembangunan Monumen Pancasila

id Dukung

Dukung Pembangunan Monumen Pancasila

Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur Anwar Pua Geno

"Intinya adalah DPRD NTT memberikan dukungan penuh bagi rencana pembangunan monumen Garuda Pancasila yang digagas Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT," kata Anwar Pua Geno.
Kupang (Antara NTT) - DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung rencana pembangunan monumen Garuda Pancasila setinggi 30 meter di puncak bukit di tepi pantai, kawasan Bolok Kabupaten Kupang.

"Intinya adalah DPRD NTT memberikan dukungan penuh bagi rencana pembangunan monumen Garuda Pancasila yang digagas Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT," kata Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu dalam pertemuan dengan pengurus Forum Pembauran Kebangsaan NTT antara lain Ketua FPK Pius Rengka, Wakil Ketua, Theo Widodo dan jajaran.

Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat pimpinan itu dihadiri sejumlah anggota dan pimpinan fraksi itu.

Wakil Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT Theo Widodo mengatakan, Monumen Garuda Pancasila yang siap dibangun di atas tanah hibah 5000 meter persegi itu sebagai ungkapan bakti kepada tanah air Indonesia tercinta.

Menurut dia, Monumen Garuda Pancasila ini dibuat untuk menyatakan kepada seluruh anak bangsa bahwa Pancasila yang lahir di bumi Flobamora (Ende, Red) akan tetap berdiri kokoh sepanjang masa.

NTT, kata pengusaha yang menghibahkan tanahnya seluas lima hektare itu, siap mengawal Pancasila sampai kapan pun.

"Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang ada dalam cengkeraman kuku Garuda juga mau mengatakan kepada dunia bahwa di sini, di NTT yang terdiri dari begitu banyak suku, agama dan golongan, kami semua sudah hidup rukun turun temurun sejak zaman dahulu kala dan akan tetap seperti itu untuk selamanya," katanya.

Monumen ini, katanya, akan berdiri megah setinggi 30 meter menghadap ke laut, bisa dilihat dari Pelabuhan Penyeberangan Feri , Pelabuhan Kargo Tenau maupun penumpang pesawat yang biasanya melintas di atas Bolok.

Rencana pembangunan monumen ini sudah dideklarasikan di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT. Gubernur NTT, Frans Lebu Raya memimpin acara deklarasi tersebut, dihadiri berbagai kalangan.

Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno menambahkan, DPRD akan memberikan dukungan politik bagi pembangunan monumen itu. 

Dukungan dewan
Sementara itu, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Pius Rengka meminta dukungan DPRD Nusa Tenggara Timur untuk merencanakan pembangunan monumen Pancasila di Kota Kupang.

Pius Rengka menjelaskan, FPK memandang kondisi riak-riak intolerasi dan radikalisme belakangan ini merupakan dampak dari persoalan umum di tingkat global yang menurutnya telah berdampak mengganggu relasi antaranak bangsa di Indonesia. 

"Interaksi sosial saat ini diwarnai dengan suasana kecurigaan yang sangat tinggi, saling memojokkan, saling melukai, dan kami berpikir bahwa bukan ini sesungguhnya wajah bangsa Indonesia," kata Mantan DPRD NTT 1997-1999 itu. 

Menurutnya, oleh karenanya generasi bangsa membutuhkan penguatan doktrin untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai idelogi bangsa.

Untuk itulah, katanya, pada 31 Mei lalu FKP menggelar Seminar Nasional Kebangsaan di Kota Kupang yang melibatkan berbagai elemen masyarakat setempat untuk mempertegas kembali komitmen untuk menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Ia mengatakan, FKP yang beranggotakan lintas profesi, etnik, agama, dan entitas dengan cabangnya di setiap kabupaten itu menginginkan agar NTT terus menjadi rumah dan contoh relasi kehidupan yang positif dan damai bagi daerah-daerah lain.

"Mengapa? karena toleransi lintas elemen masyarakat di sini sudah dibuktikan dalam sejarah dan merupakan sesuatu yang alami dan membudaya yang terus dipertahankan sampai saat ini," katanya.

Bahkan, lanjutnya toleransi antarumat di provinsi kepulauan itu telah diakui pula secara nasional lewat penghargaan (award) dari Kementerian Agama sebagai provinsi paling toleran.

Untuk itu, FKP memandang penting komitmen menjaga dan mengamalkan Pancasila itu dipertegas pula dengan membangun Monumen Pancasila.

"Untuk itu kami berharap niat ini (membangun Monumen Pancasila) medapat dukungan dari dewan sehingga bisa terealisasi," katanya.

Anggota FPK Theodorus Widodo yang juga menyumbangkan lahannya seluas lima hektare untuk pembangunan monumen itu menjelaskan, pembangunan monumen itu diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp35 miliar.

Ia menjelaskan, monumen Pancasila yang sudah dirancang sejumlah arsitek setempat itu berketinggian 30 meter dengan lokasi pembangunan berada pada sebuah bukit arah menuju Pelabuhan Bolok, Kota Kupang.

"Jadi dibangun di atas bukit dan juga naik lagi mencapai 30 meter sehingga diharapkan bisa dilihat dari berbagai arah apalagi melalui udara," katanya.

Selain itu, katanya, di dalam monumen bisa dimanfaatkan dengan perpusatakaan, palataran pentas, dan berbagai unsur tentang Pancasila, dan di luar ruangan disiapkan pula taman baca dan lokasi rekreasi.

"Kita berharap juga monumen ini nantinya menjadi pusat ekonomi masyarakat sekitaranya karena menjadi salah satu destinasi baru yaitu wisata kebangsaan," katanya.

Ia menambahkan, atas sejumlah kebutuhan anggaran itu, FPK berharap bisa mendapat dukungan dari DPRD setempat selain berbagai sumber daya lainnya yang diupayakan bersama pemerintah setempat yang telah menyatakan dukungannya.