Di Bawah Bendera Revolusi

id gubernur

Di Bawah Bendera Revolusi

Gubernur NTT Frans Lebu Raya

"Ada buku yang sangat penting berjudul "Di Bawah Bendera Revolusi yang bagus kalau dibaca para pelajar," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Kupang  (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menganjurkan para pelajar peserta kegiatan Sehari Menjadi Gubernur NTT untuk membaca buku "Di bawah Bendera Revolusi" sebagai salah satu referensi dalam rangka jiwa kepemimpinan generasi muda.

"Ada buku yang sangat penting berjudul Di Bawah Bendera Revolusi yang bagus kalau dibaca para pelajar," katanya di sela-sela membuka kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur NTT" yang diselenggarakan Plan Internasional Indonesia di Ruang Rapat Kantor Gubernur NTT, Kupang, Selasa, (3/10).

Ia mengatakan hal itu, saat memberikan motivasi bagi sedikitinya 12 pelajar yang terseleksi dari kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Nagekeo, Sikka, dan Lembata untuk mengikuti kegiatan "Sehari Menjadi Gubernur NTT"

Gubernur menganjurkan para pelajar membaca buku "Di bawah Bendera Revolusi" karya Presiden Indonesia pertama Ir Soekarno agar bisa memahami buah pikiran proklamator itu karena di dalam buku itulah tertuang pikiran-pikiran cemerlang Bung Karno ketika ia masih muda.

"Memang buku itu sangat tebal tapi kalau bisa dibaca maka bagus sekali terutama untuk anak-anak muda," katanya.

Gubernur mengaku, sosok Ir Soekarno sangat menginspirasi dirinya sebagai orang nomor satu di provinsi selaksa nusa itu. "Sehingga saya menaruh foto Bung Karno di ruang kerja saya sebagai penyemangat dalam bekerja membangun daerah ini," katanya.

"Kami punya sebuah organisasi yang juga menjadikan buku Di bawah Bendera Revolusi ini seperti "Kitab Suci" dalam organisasi," katanya pula.

Ia menjelaskan, maksudnya mengutarakan hal itu agar para pelajar mengenal dan memahami tokoh-tokoh besar pemimpin bangsa yang dapat dijadikan sebagai panutan yang memotivasi mereka menjadi pemimpin masa depan.

Menurut Gubernur Lebu Raya, menjadi pemimpin harus ada tantangan yang menjadi ujian bagi setiap orang untuk berpikir dan bekerja keras menyelesaikannya.

"Dulu Bung Karno yang membangun Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, penolakan di mana-mana karena kondisi bangsa saat itu dalam keadaan paceklik. Tapi hari ini Monas menjadi kebanggan bangsa Indonesia," katanya mencontohkan.

Untuk itu, ia berharap agar para pelajar berani bercita-cita tinggi, berpikir besar dan terus-menerus berjuang keras untuk menggapainya. "Dengan begitu mudah-mudahan anak-anak kita sebagai generasi penerus pemimpin-pemimpin masa depan akan sukses membangun Indonesia di daerah ini," katanya.