Kupang (AntaraNews NTT) - Bupati Sikka terpilih Fransiskus Roberto Diogo mengatakan aparat sipil negara (ASN) di wilayah kerjanya berpeluang menyebarkan virus HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat Sikka, sehingga perlu dicegah lewat pemeriksaan darah.
"Untuk program kerja 100 hari pertama adalah melakukan pemeriksaan darah bagi seluruh ASN di lingkup Setda Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur guna mencegah kemungkinan penyebaran virus HIV-AIDS di daerah itu," katanya kepada para wartawan di Kupang, Rabu (19/9).
Roberto Diogo berada di Kupang untuk melakukan konsultasi dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tentang rencana pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sikka terpilih periode 2018-2023 yang akan berlangsung, Kamis (20/9).
Ia mengatakan penyebaran virus HIV-AIDS di Kabupaten Sikka sudah pada tingkat memprihatinkan, dan berada di urutan ketiga Provinsi Nusa Tenggara Timur, setelah KabupatenBelu dan Kota Kupang.
Data menunjukkan bahwa sampai dengan Agustus 2018 penderita HIV-AIDS di Kabupaten Sikka sudah mencapai 705 orang dan menyebar hampir di 21 kecamatan yang ada.
"Oleh karena itu kami akan langsung melakukan gebrakan ini sehingga kami bisa tahu. Setidaknya dari dalam lingkup pemerintahan dulu baru ke masyarakat," tuturnya.
Baca juga: KPA Kupang temukan penderita HIV/AIDS tiap hari
Baca juga: 5.000 Warga NTT Terinfeksi HIV/AIDS
Ia mengakui bahwa jika hal ini tidak dilakukan, sulit bagi masyarakat untuk secara sadar dan mau memeriksa darahnya, sebab sudah pasti takut dan malu jika ketahuan mengidap virus HIV-AIDS.
"Pemeriksaan darah seperti itu akan dilakukan per triwulan, dan ASN wajib mengikutinya, sebab program kerja yang akan dijalankan bersama wakilnya Romanus Woga akan lebih difokuskan pada sektor pendidikan dan kesehatan," katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Sikka Romanus Woga mengatakan bahwa selain masalah HIV-AIDS, masalah lain yang akan diberantas yakni masalah rabies bagi hewan penyebar penyakit anjing gila di daerah itu.
"Kasus rabies di daerah kami sangat tinggi. Ini dapat menggangu kunjungan wisatawan. Oleh karena itu hal ini juga akan menjadi perhatian kami," katanya tanpa merinci jumlah kasus rabies di Kabupaten Sikka.
Baca juga: Global Fund Bantu Rp1,7 Miliar Untuk HIV/AIDS
Baca juga: KPAP NTT sesalkan HIV/AIDS tidak diprioritaskan Cagub
Bupati Sikka: ASN berpeluang sebarkan virus HIV/AIDS
"Jadi untuk 100 hari kerja ke depan, masalah HIV-AIDS akan kami perhatikan, dan selama satu bulan ada pemeriksaan darah bagi ASN di Kabupaten Sikka," kata Fransiskus Roberto Diogo.