Dompet Dhuafa bantu penanganan stunting lewat Kebun Gizi
Kami hadirkan Program Kebun Gizi ini agar masyarakat bisa berdaya mengolah potensi lahan menghasilkan pangan untuk kebutuhan gizi keluarga...
Kupang (ANTARA) - Lembaga nirlaba Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Timur turut membantu penanganan masalah kekerdilan atau stunting pada anak di NTT melalui Program Kebun Gizi.
"Kami hadirkan Program Kebun Gizi ini agar masyarakat bisa berdaya mengolah potensi lahan menghasilkan pangan untuk kebutuhan gizi keluarga," kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa NTT Sriyati dalam kegiatan pembukaan Sekolah Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa di Kupang, Selasa, (4/10/2022).
Ia menjelaskan penyelenggaraan program tersebut telah dilakukan secara menyebar di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.
Program itu, kata dia menyasar masyarakat yang memiliki lahan namun tidak tahu mengelola. Masyarakat didampingi untuk menanam komoditi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam rumah tangga seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tidak hanya itu, kata dia masyarakat juga didampingi untuk mengubah cara pandang dalam mencegah stunting pada anak-anak mereka.
"Misalnya di sekitar rumah atau lahan banyak pohon kelor tetapi belum menganggap bahwa sangat berguna untuk perbaikan gizi, itu kita berikan pengetahuan dan pendampingan," katanya.
Sriyati mengatakan dengan Program Kebun Gizi ini diharapkan masyarakat bisa berdaya dalam melihat dan mengelola potensi yang mereka miliki untuk pemenuhan kebutuhan gizi makanan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT mencatat angka prevalensi stunting di NTT yang tercatat per September 2022 sebesar 22 persen atau menurun dari 2018 sebesar 42 persen.
Baca juga: Dompet Dhuafa menggelar Sekolah Dai Pemberdaya di NTT
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan upaya mengatasi anak-anak yang mengalami kekerdilan harus dilakukan secara bersama-sama berbagai elemen.
Baca juga: Dompet Dhuafa komitmen bantu tangani kekerdilan di Kabupaten Kupang
"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk mengatasi stunting tetapi harus ada kerja sama, kerja kolaborasi berbagai stakeholder untuk menurunkan stunting secara signifikan," katanya.
"Kami hadirkan Program Kebun Gizi ini agar masyarakat bisa berdaya mengolah potensi lahan menghasilkan pangan untuk kebutuhan gizi keluarga," kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa NTT Sriyati dalam kegiatan pembukaan Sekolah Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa di Kupang, Selasa, (4/10/2022).
Ia menjelaskan penyelenggaraan program tersebut telah dilakukan secara menyebar di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.
Program itu, kata dia menyasar masyarakat yang memiliki lahan namun tidak tahu mengelola. Masyarakat didampingi untuk menanam komoditi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam rumah tangga seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Tidak hanya itu, kata dia masyarakat juga didampingi untuk mengubah cara pandang dalam mencegah stunting pada anak-anak mereka.
"Misalnya di sekitar rumah atau lahan banyak pohon kelor tetapi belum menganggap bahwa sangat berguna untuk perbaikan gizi, itu kita berikan pengetahuan dan pendampingan," katanya.
Sriyati mengatakan dengan Program Kebun Gizi ini diharapkan masyarakat bisa berdaya dalam melihat dan mengelola potensi yang mereka miliki untuk pemenuhan kebutuhan gizi makanan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT mencatat angka prevalensi stunting di NTT yang tercatat per September 2022 sebesar 22 persen atau menurun dari 2018 sebesar 42 persen.
Baca juga: Dompet Dhuafa menggelar Sekolah Dai Pemberdaya di NTT
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan upaya mengatasi anak-anak yang mengalami kekerdilan harus dilakukan secara bersama-sama berbagai elemen.
Baca juga: Dompet Dhuafa komitmen bantu tangani kekerdilan di Kabupaten Kupang
"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk mengatasi stunting tetapi harus ada kerja sama, kerja kolaborasi berbagai stakeholder untuk menurunkan stunting secara signifikan," katanya.