Kupang (ANTARA) - Para penumpang kapal perintis Sabuk Nusantara 108 sekaligus masyarakat NTT menilai keberadaan kapal perintis merupakan bentuk subsidi yang tepat sasaran karena benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat kurang mampu.

"Harganya murah sekali jika dibandingkan dengan kapal kapal pelayaran lain," kata Abdul, seorang penumpang yang ditemui di atas kapal Perintis Sabuk Nusantara 108 saat tiba di Pelabuhan Menangga, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa, (1=11/2022).

Abdul menyebutkan bahwa harga tiket sekali naik kapal perintis dari Kupang ke Flores Timur hanya mencapai Rp17.400 per orang dan lebih murah dibandingkan kapal Pelni atau kapal penumpang lain yang berlayar dari Kupang ke Flores Timur.

Menurut dia, keberadaan kapal perintis di NTT sangat diperlukan mengingat NTT adalah provinsi kepulauan yang membutuhkan banyak moda transportasi yang harganya terjangkau bagi masyarakat.

"Semakin banyak moda transportasi tentunya akan ada banyak pilihan bagi kami, tetapi memang butuh yang harganya terjangkau dan juga nyaman, " ujar dia.

Sementara itu, Usman, warga dari pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT mengaku dirinya sudah empat kali menggunakan layanan kapal perintis semenjak 2015 mulai beroperasi.

"Nyaman sekali. Lalu kini bersih sehingga kita juga betah di dalam kapal. Tak hanya itu waktu perjalanannya juga lebih cepat," ujar Usman.

Usman mengatakan dirinya menggunakan kapal perintis bukan untuk urusan bisnis, tetapi hanya untuk urusan keluarga. Namun, menurut dia, ada juga pengusaha yang memanfaatkan kapal perintis untuk membawa barang dagangan.

Baca juga: KM Sabuk Nusantara bisa layani rute Waingapu-Labuan Bajo

Dalam kesempatan yang sama, Nurlaila, seorang warga yang ditemui di dalam kapal dalam keadaan sakit juga mengaku merasakan kenyamanan saat menaiki kapal perintis.

Baca juga: Kapal Sabuk Nusantara Beroperasi Kembali Jumat

"Saya sedang sakit. Ini pertama kali saya naik kapal perintis dan nyaman. Apalagi tadi memang dipandu oleh petugas untuk ke kamar khusus," tambah dia.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024