Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur telah melakukan upaya penanganan bencana gelombang pasang yang terjadi pada tujuh kecamatan dan merusak fasilitas publik dan rumah warga.
"Gelombang pasang terjadi pada tanggal 28-31 Oktober 2022. Kami masih melakukan pendataan dan penanganan korban terdampak banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (4/11/2022).
Gelombang pasang yang terjadi selama empat hari itu telah merusak 170 rumah dengan perincian 29 rumah di Kecamatan Ende Selatan, 17 rumah di Nangapanda, 50 rumah di Ndori, 3 rumah di Ende Timur, 67 rumah di Pulau Ende, dan 4 rumah di Kecamatan Ende.
Selain menerjang rumah warga yang berada di sepanjang pinggiran pantai, gelombang pasang juga menghanyutkan kapal nelayan warga dan merusak fasilitas umum seperti dermaga perikanan dan jalan raya Trans Ende-Nagekeo.
BPBD pun telah melakukan sejumlah langkah penanganan diantaranya pemasangan tenda penampungan bagi kepala keluarga terdampak di Kecamatan Ende Selatan. BPBD Ende juga mengirimkan logistik berupa beras dan sembako serta berkoordinasi untuk penanganan dampak fasilitas dan sarana perekonomian masyarakat yang terdampak.
Yasinta mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan waspada peralihan musim sebagaimana informasi yang diterima dari BMKG.
Informasi itu telah diteruskan kepada para camat, lurah, dan kepala desa untuk disampaikan kepada masyarakat. Mereka pun memiliki grup WhatsApp Posko Bencana Kabupaten Ende untuk saling memberikan informasi terkait kebencanaan.
Baca juga: Forum PRB libatkan tokoh agama edukasi mitigasi bencana
"Kami terus mengimbau masyarakat agar waspada dengan gelombang tinggi di wilayah pesisir pantai," katanya mengingatkan.
Baca juga: BMKG sebut empat kabupaten di NTT berstatus awas curah hujan tinggi
"Gelombang pasang terjadi pada tanggal 28-31 Oktober 2022. Kami masih melakukan pendataan dan penanganan korban terdampak banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (4/11/2022).
Gelombang pasang yang terjadi selama empat hari itu telah merusak 170 rumah dengan perincian 29 rumah di Kecamatan Ende Selatan, 17 rumah di Nangapanda, 50 rumah di Ndori, 3 rumah di Ende Timur, 67 rumah di Pulau Ende, dan 4 rumah di Kecamatan Ende.
Selain menerjang rumah warga yang berada di sepanjang pinggiran pantai, gelombang pasang juga menghanyutkan kapal nelayan warga dan merusak fasilitas umum seperti dermaga perikanan dan jalan raya Trans Ende-Nagekeo.
BPBD pun telah melakukan sejumlah langkah penanganan diantaranya pemasangan tenda penampungan bagi kepala keluarga terdampak di Kecamatan Ende Selatan. BPBD Ende juga mengirimkan logistik berupa beras dan sembako serta berkoordinasi untuk penanganan dampak fasilitas dan sarana perekonomian masyarakat yang terdampak.
Yasinta mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan waspada peralihan musim sebagaimana informasi yang diterima dari BMKG.
Informasi itu telah diteruskan kepada para camat, lurah, dan kepala desa untuk disampaikan kepada masyarakat. Mereka pun memiliki grup WhatsApp Posko Bencana Kabupaten Ende untuk saling memberikan informasi terkait kebencanaan.
Baca juga: Forum PRB libatkan tokoh agama edukasi mitigasi bencana
"Kami terus mengimbau masyarakat agar waspada dengan gelombang tinggi di wilayah pesisir pantai," katanya mengingatkan.
Baca juga: BMKG sebut empat kabupaten di NTT berstatus awas curah hujan tinggi