Labuan Bajo (ANTARA) - Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak keterlibatan tokoh agama untuk memberikan edukasi mitigasi dan penanganan bencana pada masyarakat.
"Hal ini sangat penting untuk dilakukan bagi semua pihak, tanpa terkecuali, sebab bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan tidak memilih siapa yang akan menjadi korban," kata Ketua Forum PRB NTT Norman Riwu Kaho ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (3/11/2022).
Forum PRB bersama BPBD NTT telah melibatkan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk memberikan edukasi kepada jemaat tentang mitigasi dan penanggulangan bencana. Mereka memberikan pendidikan kebencanaan melalui sosialisasi dan kegiatan simulasi penanggulangan darurat bencana untuk beberapa jenis bencana.
Norman menekankan pentingnya sosialisasi upaya pengurangan risiko bencana yang melibatkan para tokoh agama.
Menurutnya GMIT merupakan salah satu pihak yang sangat strategis di NTT karena memiliki basis umat hingga di tingkat tapak.
"Sehingga diharapkan adanya upaya penularan informasi ini ke klasis, jemaat, dan sekolah-sekolah lain melalui sistem komunikasi, informasi, dan edukasi. Pada tahap ini kami dari Forum PRB NTT dan Forum PRB kabupaten/kota siap menjadi counterpart bagi GMIT serta pihak-pihak yang lain di NTT," katanya.
Norman menjelaskan dalam sistem penanggulangan bencana terdapat tahap pra bencana yang terdiri atas beberapa simpul kegiatan yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan sistem peringatan dini.
Dia melihat paradigma kebencanaan masih berfokus pada saat bencana terjadi (fase tanggap bencana) dan setelah bencana terjadi (fase transisi pemulihan).
"Namun belum banyak menyentuh kegiatan-kegiatan pra-bencana seperti yang saya sebutkan tadi," ujarnya.
Atas dasar itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT melibatkan pihak Sinode GMIT dalam simulasi penanggulangan bencana gempa bumi di kantor Sinode GMIT beberapa waktu lalu untuk mengetahui respon alami semua pihak yang berada di kantor tersebut guna merespon kejadian bencana gempa bumi.
Selain itu, mereka ingin menguji sistem peringatan dini dan prosedur melakukan evakuasi pada titik kumpul di kantor Sinode GMIT.
Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT juga melibatkan kelompok penyandang disabilitas dalam kegiatan simulasi untuk melihat respon semua pihak di kantor Sinode GMIT saat melakukan upaya penyelamatan diri.
"Apakah mereka hanya akan menyelamatkan diri sendiri atau mereka juga akan menolong teman-teman penyandang disabilitas saat melakukan respon penyelamatan diri. Tujuan utama dari kegiatan itu adalah adanya pemahaman inklusi yang utuh," katanya menandaskan.
Baca juga: BPBD NTT cabut status bencana kapal terbakar
Baca juga: BPBD Nagekeo salurkan bantuan bagi korban bencana gelombang pasang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Forum PRB NTT libatkan tokoh agama edukasi mitigasi bencana
"Hal ini sangat penting untuk dilakukan bagi semua pihak, tanpa terkecuali, sebab bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan tidak memilih siapa yang akan menjadi korban," kata Ketua Forum PRB NTT Norman Riwu Kaho ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (3/11/2022).
Forum PRB bersama BPBD NTT telah melibatkan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk memberikan edukasi kepada jemaat tentang mitigasi dan penanggulangan bencana. Mereka memberikan pendidikan kebencanaan melalui sosialisasi dan kegiatan simulasi penanggulangan darurat bencana untuk beberapa jenis bencana.
Norman menekankan pentingnya sosialisasi upaya pengurangan risiko bencana yang melibatkan para tokoh agama.
Menurutnya GMIT merupakan salah satu pihak yang sangat strategis di NTT karena memiliki basis umat hingga di tingkat tapak.
"Sehingga diharapkan adanya upaya penularan informasi ini ke klasis, jemaat, dan sekolah-sekolah lain melalui sistem komunikasi, informasi, dan edukasi. Pada tahap ini kami dari Forum PRB NTT dan Forum PRB kabupaten/kota siap menjadi counterpart bagi GMIT serta pihak-pihak yang lain di NTT," katanya.
Norman menjelaskan dalam sistem penanggulangan bencana terdapat tahap pra bencana yang terdiri atas beberapa simpul kegiatan yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan sistem peringatan dini.
Dia melihat paradigma kebencanaan masih berfokus pada saat bencana terjadi (fase tanggap bencana) dan setelah bencana terjadi (fase transisi pemulihan).
"Namun belum banyak menyentuh kegiatan-kegiatan pra-bencana seperti yang saya sebutkan tadi," ujarnya.
Atas dasar itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT melibatkan pihak Sinode GMIT dalam simulasi penanggulangan bencana gempa bumi di kantor Sinode GMIT beberapa waktu lalu untuk mengetahui respon alami semua pihak yang berada di kantor tersebut guna merespon kejadian bencana gempa bumi.
Selain itu, mereka ingin menguji sistem peringatan dini dan prosedur melakukan evakuasi pada titik kumpul di kantor Sinode GMIT.
Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTT juga melibatkan kelompok penyandang disabilitas dalam kegiatan simulasi untuk melihat respon semua pihak di kantor Sinode GMIT saat melakukan upaya penyelamatan diri.
"Apakah mereka hanya akan menyelamatkan diri sendiri atau mereka juga akan menolong teman-teman penyandang disabilitas saat melakukan respon penyelamatan diri. Tujuan utama dari kegiatan itu adalah adanya pemahaman inklusi yang utuh," katanya menandaskan.
Baca juga: BPBD NTT cabut status bencana kapal terbakar
Baca juga: BPBD Nagekeo salurkan bantuan bagi korban bencana gelombang pasang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Forum PRB NTT libatkan tokoh agama edukasi mitigasi bencana