Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur melaporkan dua unit rumah warga di Desa Gelong, Pulau Adonara mengalami kerusakan akibat peristiwa tanah longsor dan pohon tumbang.
"Bencana di Desa Gelong, Pulau Adonara, terjadi saat wilayah itu diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada Selasa (8/11)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Flores Timur Eduardo J Fernandez ketika dikonfirmasi dari Kupang, Rabu, (9/11/2022).
Ia menjelaskan bencana alam tersebut mengakibatkan rusaknya dua rumah warga terdiri dari satu rumah yang tertimbun tanah longsor di bagian dapur dan satu lagi rumah warga yang rusak akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang.
Eduardo menjelaskan dari informasi yang dilaporkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun hanya kerugian materi akibat kerusakan rumah.
"Kami sudah pantau dampak kerusakan akibat bencana tersebut dan tidak ada korban jiwa yang meninggal," katanya.
Baca juga: Sembilan kecamatan di Mabar berstatus Awas menurut BMKG
Eduardo mengatakan pihaknya melakukan koordinasi secara berjenjang dengan pemerintah daerah di tingkat kecamatan dan desa untuk upaya penanganan dampak bencana tersebut.
Baca juga: BMKG sebut empat kabupaten di NTT berstatus awas curah hujan tinggi
"Besok (Kamis, 10/11) kami akan turun ke lapangan untuk mengidentifikasi dampak bencana serta menyalurkan bantuan untuk korban," katanya.
"Bencana di Desa Gelong, Pulau Adonara, terjadi saat wilayah itu diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada Selasa (8/11)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Flores Timur Eduardo J Fernandez ketika dikonfirmasi dari Kupang, Rabu, (9/11/2022).
Ia menjelaskan bencana alam tersebut mengakibatkan rusaknya dua rumah warga terdiri dari satu rumah yang tertimbun tanah longsor di bagian dapur dan satu lagi rumah warga yang rusak akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang.
Eduardo menjelaskan dari informasi yang dilaporkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun hanya kerugian materi akibat kerusakan rumah.
"Kami sudah pantau dampak kerusakan akibat bencana tersebut dan tidak ada korban jiwa yang meninggal," katanya.
Baca juga: Sembilan kecamatan di Mabar berstatus Awas menurut BMKG
Eduardo mengatakan pihaknya melakukan koordinasi secara berjenjang dengan pemerintah daerah di tingkat kecamatan dan desa untuk upaya penanganan dampak bencana tersebut.
Baca juga: BMKG sebut empat kabupaten di NTT berstatus awas curah hujan tinggi
"Besok (Kamis, 10/11) kami akan turun ke lapangan untuk mengidentifikasi dampak bencana serta menyalurkan bantuan untuk korban," katanya.