Jakarta (ANTARA) - Brazil kembali menjadi sorotan utama turnamen sepak bola akbar ini karena menjadi favorit kuat juara dunia dan sekaligus favorit memenangkan laga pertama Grup G Piala Dunia 2022 melawan Serbia, Jumat dini hari esok.

Brazil tengah mengincar gelar juara dunia keenamnya yang bisa semakin meninggikan rekornya. Mereka masuk gelanggang dengan semangat tinggi, sebagian berkat skuad yang dilimpahi bakat-bakat muda yang 16 di antaranya debutan Piala Dunia.

Sekalipun debutan, mereka adalah pemain-pemain muda yang menjadi andalan klub mereka yang rata-rata raksasa penguasa sepak bola Eropa, termasuk Vinicius Jr, Rodrygo, Raphinha, Eder Militao, Bruno Guimaraes dan Antony.

Dengan mitra pemain-pemain muda yang cemerlang seperti itu, Neymar yang sedang dalam performa terbaiknya, menjadi lebih optimistis lagi bahwa kali ini dia bisa menyempurnakan karir dengan trofi Piala Dunia.

Brazil sudah memenangkan 37 dari 50 pertandingan sejak dikalahkan Belgia dalam perempat final Piala Dunia 2018 di Rusia.

Selama periode itu, Brazil kalah dalam satu pertandingan resmi ketika menyerah 0-1 kepada seteru abadi Argentina dalam final Copa America 2021.

Mereka kebobolan 19 gol sebelum mencapai Piala Dunia Qatar, namun lebih hebat lagi mereka membuat 33 clean sheet dari 50 pertandingan terakhirnya itu.

Latar belakang Tite yang cenderung memperhatikan pertahanan, memunculkan spekulasi bahwa dia akan menurunkan tim yang solid bertahan, apalagi Serbia seperti umumnya tim Balkan selalu tampil menekan. Skenario ini membuat Vinicius Jr diragukan menjadi starter.

Striker berusia 22 tahun itu mencetak gol kemenangan Real Madrid dalam final Liga Champions melawan Liverpool dan menduduki urutan kedelapan dalam jumlah suara Ballon d'Or bulan lalu. Fakta ini mengatrol dia ke level atas dalam musim kelimanya bersama Real Madrid.

Namun tempatnya sebagai starter belum terjamin benar, karena ada Neymar, Richarlison dan Raphinha yang mungkin lebih dipilih Tite. Tetapi sulit mengabaikan Vinicius Jr.

Tite juga masih belum pasti bagaimana dia meramu lini tengahnya, apakah akan memasangkan duet gelandang Manchester United, Fred dan Casemiro, atau memilih opsi lain.

Ini menunjukkan ada tekanan terhadap Tite yang semakin dibuat waspada, mengingat Piala Dunia di Qatar sudah memakan korban dua raksasa sepak bola dunia. Pertama, Argentina yang ditumbangkan Arab Saudi 1-2. Kedua, Jerman yang menyerah kepada Jepang juga dengan 1-2.

Tetapi Tite mengaku tak tertekan. "Tekanan itu alamiah. Brazil memiliki sejarah terbesar dalam sepak bola dan dengan warisan seperti itu maka tekanan akan selalu ada," kata Tite seperti dikutip Reuters.

Bukan Brazil saja yang tertekan. Serbia pun begitu. Tetapi sukses Arab Saudi dan Jepang, membuat mereka turut yakin tak ada yang tak bisa dikalahkan oleh mereka.

Apalagi Serbia masuk turnamen ini dengan bekal menawan karena lolos otomatis mewakili Grup A zona Eropa usai membungkam Portugal 2-1 dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia yang terakhirnya.

Secara keseluruhan, Serbia memenangkan enam pertandingan dan seri dua kali. Dan ini membuat Serbia memaksa Portugal melewati dahulu babak playoff sebelum bisa membawa tiket putaran final Piala Dunia 2022.

Dengan perjalanan semulus itu wajar jika Serbia diselimuti oleh kepercayaan diri yang tinggi, apalagi mereka juga promosi ke Liga A Nations League setelah menang 2-0 atas Norwegia yang diperkuat bomber Erling Haaland, berkat dua gol yang dibuat Dusan Vlahovic dan Aleksandar Mitrovic.


Prediksi sebelas pemain pertama

Serbia (3-4-1-2):
Vanja Milinkovic-Savic; Nikola Milenkovic, Stefan Mitrovic, Strahinja Pavlovic; Andrija Zivkovic, Nemanja Gudelj, Sergej Milinkovic-Savic, Filip Kostic; Dusan Tadic; Dusan Vlahovic, Luka Jovic

Brazil (4-2-3-1): Alisson; Danilo, Marquinhos, Thiago Silva, Alex Sandro; Casemiro, Lucas Paqueta; Raphinha, Neymar, Vinicius Junior; Richarlison


Skenario pertandingan

Fakta Brazil yang mereka hadapi membuat Serbia ancang-ancang melindungi ekstra kipernya dengan memasang tiga bek tengah dalam formasi 3-4-1-2.

Tapi Aleksandar Mitrovic masih berjuang menghadapi cedera pergelangan kaki sehingga mungkin absen melawan Brazil. Untuk itu, Luka Jovic mungkin dipasang sebagai starter di ujung serangan bersama Dusan Vlahovic.

Dusan Tadic akan tepat berada di belakang ujung tombak kembar itu guna merusak konsentrasi dan mengganggu lini pertahanan Brazil.

Namun kekuatan Serbia terletak di lini tengah di mana Sergej Milinkovic-Savic yang sedang dalam performa terbaiknya akan berduet dengan Nemanja Gudelj di episentrum lapangan guna menjinakkan agresi Brazil dan saat bersamaan turut merancang serangan.

Unit pertahanan harus dalam performa terbaik kala menghadapi tim sedahsyat Brazil yang tak pernah berhenti menekan.

Untuk itu, trio bek tengah Stefan Mitrovic, Nikola Milenkovic, dan Strahinja Pavlovic akan membentuk benteng di depan kiper Vanja Milinkovic-Savic.

Andrija Zivkovic dan Filip Kostic akan menjadi dua bek sayap yang sekaligus bertarung dengan sayap Brazil dan membantu serangan dari sisi lapangan.

Siapa pun lawannya, Brazil dipastikan tetap menyerang, tetapi mengingat Tite jenis pelatih yang sangat mempedulikan pertahanan, maka dia akan memasang pola yang sama-sama kuat baik di belakang maupun di depan.

Ini membuat formasi 4-2-3-1 menjadi paling ideal bagi Brazil, apalagi Serbia tak memiliki kebiasaan untuk mengandalkan serangan balik dan reaktif menumpuk pemain kala menghadapi tim seagresif Brazil.

Dalam formasi seperti ini, Alisson Becker akan dilindungi dengan sangat baik oleh duet bek tengah Thiago Silva dan Marquinhos di jantung pertahanan, persis seperti mereka buat di Paris Saint-Germain.

Danilo akan mengawal mereka dari sayap kanan, sedangkan Alex Sandro berada di sayap kiri pertahanan.

Tete mungkin memasangkan Casemiro yang tempatnya tak tergantikan, dengan Lucas Paqueta, di poros lapangan. Casemiro memiliki tugas ekstra membantu pertahanan, sedangkan Paqueta akan aktif mengalirkan bola ke depan dan sesekali turut menusuk, membantu tim serang yang bakal diisi tiga bintang yang sama mautnya.

Neymar akan dipasang tepat di belakang ujung tombak Richarlison, sedangkan Vinicius Junior dan Raphinha akan menusuk Serbia dari kedua sayap dan kemudian kedua pemain sayap ini akan bergantian beralih sayap untuk merusak konsentrasi Serbia sehingga Neymar dan Richarlison mendapatkan ruang tembak yang cukup guna mengoyak gawang tim Balkan itu.


Statistik kedua tim:

Sebelum ini Brazil dan Serbia sudah pernah satu kali bertemu dalam Piala Dunia, tepatnya pada fase grup Piala Dunia 2018. Tim Amerika Selatan itu menang 2-0 dari dua gol yang dibuat Paulinho dan Thiago Silva. Dalam pertemuan lainnya Brazil juga menang 1-0 dalam laga persahabatan pada 2014.

Brazil sudah lima kali menjuarai Piala Dunia dan pada edisi ini kembali menjadi favorit juara.

Baca juga: Benzema absen di Piala Dunia, ini alasannya

Brazil selalu tampil dalam putaran final sejak 1930 tetapi sejak terakhir kali juara pada 2002 mereka belum pernah lagi mencapai final.

Neymar adalah pencetak gol terbanyak Brazil selama kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan dengan delapan gol. Saat itu mereka lolos tanpa satu kali pun kalah.

Baca juga: Artikel - Grup B Piala Dunia: Sekali lagi, Inggris tetap diunggulkan

Aleksandar Mitrovic, pencetak gol terbanyak sepanjang masa Serbia dengan 50 gol, juga mencetak delapan gol dalam kualifikasi Piala Dunia tetapi mungkin absen karena cedera dalam laga pembuka ini.

Serbia tidak terkalahkan selama kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan memuncaki grup setelah Mitrovic menyarangkan gol penentu kemenangan atas Portugal yang memastikan tiket otomatis ke Qatar.

Serbia tidak pernah melewati fase grup sejak bercerai dengan Montenegro pada 2006.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Preview Piala Dunia 2022: Brazil vs Serbia

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024