Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Andre Koreh mengatakan, rencana pembangunan Bendungan Kolhua di Kota Kupang dan Bendungan Lambo di Kabupaten Nagekeo masih masuk dalam daftar proyek strategis nasional.
"Bendungan Kolhua dan Lambo masih masuk proyek strategis nasional meskipun sampai sekarang pembangunannya belum direalisasikan karena tersandung masalah pembebasan lahan," katanya di Kupang, Selasa, (4/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan nasib rencana pembangunan Bendungan Kolhua dan Bendungan Lambo yang sudah dialokasikan Pemerintah Pusat untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Total ada tujuh bendungan yang dialokasikan, lima bendungan lain di antaranya Bendungan Raknamo, Bendungan Rotiklot, Bendungan Napunggete, Bendungan Manikin, Bendungan Temef.
Andre mengatakan, Pemerintah Pusat akan meninjau kembali rencana proyek Benendungan Kolhua dan Bendungan Lambo untuk menentukan bagaimana kelanjutannya.
Kalau ada persoalan sosial yang menghambat percepatan pembangunan, maka Pemerintah Pusat akan menilai apakah akan diteruskan atau direvisi.
Baca juga: Progres pembangunan bendungan Napunggete capai 34 persen
Baca juga: Bendungan Raknamo belum dimanfaatkan untuk persawahan
"Setiap tahun kan Keputusan Presiden tetang proyek strategis nasional ditinjau kembali, sehingga dua proyek ini akan dievaluasi," katanya.
Dijelaskannya, dengan peninjauan kembali proyek starategis nasional itu bisa memungkinkan alokasi pembangunan dipindahkan ke daerah lain.
Ia mencontohkan, seperti alokasi pembanguan Bendungan Kolhua yang akan dipindahkan ke Kabupaten Belu.
"Untuk rencana pemindahan di Belu sudah dibuatkan pra-feasibility studi-nya oleh Balai Wilayah Sungai. Demikian juga bisa saja alokas Bendungan Lambo dipindahkan," katanya.
Baca juga: Pemkab TTS tuntaskan pemetaan lahan bendungan Temef
"Bendungan Kolhua dan Lambo masih masuk proyek strategis nasional meskipun sampai sekarang pembangunannya belum direalisasikan karena tersandung masalah pembebasan lahan," katanya di Kupang, Selasa, (4/12).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan nasib rencana pembangunan Bendungan Kolhua dan Bendungan Lambo yang sudah dialokasikan Pemerintah Pusat untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Total ada tujuh bendungan yang dialokasikan, lima bendungan lain di antaranya Bendungan Raknamo, Bendungan Rotiklot, Bendungan Napunggete, Bendungan Manikin, Bendungan Temef.
Andre mengatakan, Pemerintah Pusat akan meninjau kembali rencana proyek Benendungan Kolhua dan Bendungan Lambo untuk menentukan bagaimana kelanjutannya.
Kalau ada persoalan sosial yang menghambat percepatan pembangunan, maka Pemerintah Pusat akan menilai apakah akan diteruskan atau direvisi.
Baca juga: Progres pembangunan bendungan Napunggete capai 34 persen
Baca juga: Bendungan Raknamo belum dimanfaatkan untuk persawahan
"Setiap tahun kan Keputusan Presiden tetang proyek strategis nasional ditinjau kembali, sehingga dua proyek ini akan dievaluasi," katanya.
Dijelaskannya, dengan peninjauan kembali proyek starategis nasional itu bisa memungkinkan alokasi pembangunan dipindahkan ke daerah lain.
Ia mencontohkan, seperti alokasi pembanguan Bendungan Kolhua yang akan dipindahkan ke Kabupaten Belu.
"Untuk rencana pemindahan di Belu sudah dibuatkan pra-feasibility studi-nya oleh Balai Wilayah Sungai. Demikian juga bisa saja alokas Bendungan Lambo dipindahkan," katanya.
Baca juga: Pemkab TTS tuntaskan pemetaan lahan bendungan Temef