Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung kreativitas pelajar di SMPN 1 Langke Rembong yang menyulap sampah plastik menjadi hiasan Natal.
“Itu bentuk inovasi yang bagus untuk kita adopsi karena bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang sedang menjadi isu global saat ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Kanisius Nasak saat dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu, (14/12/2022).
Dia mengatakan, masalah sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan serius yang dihadapi dunia. Penggunaan sampah plastik yang tidak terbendung harus disikapi dengan pengolahan sampah yang baik dan benar.Langke Rembong yang mengubah sampah plastik menjadi ornamen Natal.
Menurutnya, inovasi para mahasiswa ini patut diapresiasi karena telah mendukung pemerintah untuk mengatasi masalah sampah yang ada. Karya inovatif mereka juga merupakan karya nyata penanganan sampah plastik, tidak hanya berbicara teori.
“Kita harus memberikan apresiasi. Semoga suatu saat nanti produk ini bisa dipasarkan di luar sekolah,” katanya.
Salah satu mahasiswa penggagas ornamen Natal, Jeni menyebutkan berbagai karya berbahan sampah plastik, antara lain pohon Natal dari botol bekas, lampion, sofa, dan vas bunga.
Hasil karya juga dipajang di sekolah dalam tajuk Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila SMPN 1 Langke Rembong Manggarai, Selasa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Kanisius Nasak dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero juga ikut memantau pembuatan hiasan Natal tersebut.
“Semua karya kami menggunakan material bekas. Ini bentuk dukungan kami untuk mengurangi sampah plastik,” kata Jeni.
Kepala SMPN 1 Langke Rembong Adrianus Ndiri Lirik bangga dengan karya inovatif anak didiknya.
Baca juga: Pemkab Mabar minta BUMDes bantu pengelolaan sampah
Dikatakannya, inovasi tersebut berawal dari kegelisahan para mahasiswa dan tim fasilitatornya terhadap masalah sampah, khususnya sampah plastik. Oleh karena itu, mereka berusaha mengubah sampah plastik yang ada menjadi produk yang bernilai ekonomis dan bermanfaat.
Baca juga: Pempus bangun fasilitas pengolahan sampah di Kota Kupang
“Ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran berbasis proyek. Ide dan kemandirian inovasi ini berasal dari siswa, bukan dari guru,” demikian Adrianus.Langke Rembong Adrianus Ndiri
Adrianus.
“Itu bentuk inovasi yang bagus untuk kita adopsi karena bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang sedang menjadi isu global saat ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Kanisius Nasak saat dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu, (14/12/2022).
Dia mengatakan, masalah sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan serius yang dihadapi dunia. Penggunaan sampah plastik yang tidak terbendung harus disikapi dengan pengolahan sampah yang baik dan benar.Langke Rembong yang mengubah sampah plastik menjadi ornamen Natal.
Menurutnya, inovasi para mahasiswa ini patut diapresiasi karena telah mendukung pemerintah untuk mengatasi masalah sampah yang ada. Karya inovatif mereka juga merupakan karya nyata penanganan sampah plastik, tidak hanya berbicara teori.
“Kita harus memberikan apresiasi. Semoga suatu saat nanti produk ini bisa dipasarkan di luar sekolah,” katanya.
Salah satu mahasiswa penggagas ornamen Natal, Jeni menyebutkan berbagai karya berbahan sampah plastik, antara lain pohon Natal dari botol bekas, lampion, sofa, dan vas bunga.
Hasil karya juga dipajang di sekolah dalam tajuk Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila SMPN 1 Langke Rembong Manggarai, Selasa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Kanisius Nasak dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero juga ikut memantau pembuatan hiasan Natal tersebut.
“Semua karya kami menggunakan material bekas. Ini bentuk dukungan kami untuk mengurangi sampah plastik,” kata Jeni.
Kepala SMPN 1 Langke Rembong Adrianus Ndiri Lirik bangga dengan karya inovatif anak didiknya.
Baca juga: Pemkab Mabar minta BUMDes bantu pengelolaan sampah
Dikatakannya, inovasi tersebut berawal dari kegelisahan para mahasiswa dan tim fasilitatornya terhadap masalah sampah, khususnya sampah plastik. Oleh karena itu, mereka berusaha mengubah sampah plastik yang ada menjadi produk yang bernilai ekonomis dan bermanfaat.
Baca juga: Pempus bangun fasilitas pengolahan sampah di Kota Kupang
“Ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran berbasis proyek. Ide dan kemandirian inovasi ini berasal dari siswa, bukan dari guru,” demikian Adrianus.Langke Rembong Adrianus Ndiri
Adrianus.