Labuan Bajo (ANTARA) - Berwisata ke Taman Nasional Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, kini tidak sebatas menikmati keindahan danau tiga warna yang tersohor itu.

Dua kilometer sebelum mencapai Danau Kelimutu, tepatnya di Desa Pemo, desa penyangga Taman Nasional Kelimutu, Kecamatan Kelimutu, ada hamparan perkebunan buah stroberi yang menjadi agrowisata menarik untuk dikunjungi.

"Buah segar itu bisa dipetik sendiri oleh pengunjung yang datang," kata Yohanes Sale, pemilik agrowisata stroberi bernama Jhon's Garden itu di Labuan Bajo, beberapa waktu lalu.

Pria ini bukanlah petani stroberi. Dahulu dia bekerja sebagai penjual kopi di kawasan Taman Nasional Kelimutu. Ceritanya, ketika sedang asyik menjajakan kopi buatannya, dia diberi lima bibit stroberi oleh pengujung.

Berawal dari lima anakan buah stroberi pada tahun 2015 itulah dia beralih menjadi petani stroberi. Kini Yohanes telah menanam 10.300 pohon stroberi pada lahan seluas 1,3 hektare.

Buah stroberi dari Jhon's Garden memiliki cita rasa segar, khas asli Flores. Yohanes rutin memangkas tanaman stroberi. Dia melakukan peremajaan stroberi setiap dua tahun sekali. Buah stroberi bisa dipanen setelah empat bulan ditanam, menggunakan bibit. Buahnya dapat dipanen setiap hari.

Dalam pekembangan usahanya, Yohanes sudah tidak bekerja sendirian. Usaha rintisannya itu telah membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Kini dia telah mempekerjakan tujuh warga lokal desa sebagai karyawan. Setiap hari mereka memasarkan 5 hingga 7 kilo gram buah stroberi yang dikirim ke beberapa kabupaten di Pulau Flores, seperti Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, dan Kabupaten Flores Timur. Buah ini juga sudah dikirim sampai ke Kabupaten Sabu. Bahkan, mereka juga sempat mengolah buah berasa kecut itu menjadi selai stroberi.

Agrowisata stroberi itu kini terbuka bagi pengunjung yang ingin sekadar berjalan-jalan atau berfoto di tengah hamparan kebun. Yohanes menyiapkan titik yang menjadi titik foto instagrammable bagi para pengunjung. Titik foto itu berlatarkan belakang Gunung Kelibara dan sebagian kabut yang menutupi Gunung Kelimutu.

Selanjutnya pengunjung bisa memetik sendiri buah stroberi tersebut, yang mana dijual per kilo. Mereka juga dapat membawa anakan stroberi yang menggunakan limbah plastik sebagai bahan polybag-nya. Para pengunjung juga bisa belajar cara menanam stroberi.

Meski berada pada situasi pandemi COVID-19, Yohanes tetap optimistis dengan usaha miliknya. Dia tetap merawat dan memperluas kebun buah itu. Yohanes meyakini agrowisata stroberi ini dapat memberi manfaat, tidak hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk para pekerja, masyarakat, termasuk para pengunjung. Buah stroberi segar dari Agrowisata stroberi Jhon's Garden milik Yohanes Sale di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Ende, NTT. (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)
Floratama Academy 2022

Jhon's Garden milik Yohanes Robinson Sale dari Kelimutu, Ende, terpilih menjadi juara pertama dalam ajang Floratama Academy 2022 yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), beberapa waktu lalu.

Jhon's Garden terpilih menjadi juara pertama karena berkomitmen dalam pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaannya. Saat ini dia telah mempekerjakan tujuh warga lokal dan ikut membantu pengembangan ekonomi desa.

Pembangunan pariwisata destinasi super prioritas Labuan Bajo tentunya harus berfokus pada penciptaan ekosistem industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkesinambungan. Floratama Academy sendiri hadir untuk menjawab kebutuhan itu dalam program inkubasi pengusaha UMKM, berbentuk pelatihan, peningkatan kapasitas, dan pendampingan pada 17 bidang pariwisata dan 13 bidang ekonomi kreatif di Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama) yang menjadi wilayah koordinasi BPOLBF.

Floratama Academy 2022 bertujuan untuk menciptakan ekosistem pelatihan bisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan berbasis 3P, yaitu people, planet, dan prosperity untuk membangun bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif dengan konteks lokal yang akan memberi manfaat berkelanjutan.

Dalam ajang itu Yohanes telah mempresentasikan jenis usahanya di hadapan para investor. Direktur Industri dan Kelembagaan BPOLBF Neysa Amelia mengatakan ada tiga investor dengan nilai investasi yang besar tertarik dengan agrowisata stroberi itu. Mereka masih melakukan pembahasan lebih mendalam terkait dukungan usaha agrowisata stroberi itu.

Baca juga: Artikel - Melirik potensi wisata desa penyangga TN Kelimutu Detusoko Barat Ende

BPOLBF telah menyatakan komitmen yang kuat untuk mendukung pengembangan UMKM Floratama. Mereka memastikan untuk membentuk ekosistem yang sehat bagi para pelaku UMKM di NTT dan berkomitmen menciptakan sumber daya manusia unggul dan tangguh untuk pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan berkelas dunia.

Ajang Floratama Academy 2022 ini pun merupakan bentuk dorongan BPOLBF bagi para pengusaha lokal untuk berdaya saing menghasilkan produk kreatif lokal. Tahapan inkubasi yang dihadirkan, memberi ruang belajar baru bagi pelaku UMKM untuk bertukar informasi dan peluang pasar.

Baca juga: Artikel - Melirik potensi nanas menjadi selai premium di Labuan Bajo


Yohanes sendiri merasa bangga bisa menjadi juara pertama dalam ajang Floratama Academy 2022 itu. Menurutnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui BPOLBF telah memfasilitasi para pelaku UMKM dengan berbagai ilmu manajemen bisnis yang baik. Dia pun optimistis usahanya dapat berkembang dan memiliki nilai keberlanjutan yang baik bagi masyarakat sekitarnya.

Baca juga: Artikel - Menuai sukses berkat jejaring kuat

"Saya bangga BPOLBF sudah merekrut kami menjadi peserta terbaik. Kami harap dukungan moril dari pemerintah. Dukungan dana itu nomor dua. Intinya dukungan moril agar bisa semangat bekerja," ucapnya.



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Melihat potensi agrowisata stroberi di Taman Nasional Kelimutu

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024