Labuan Bajo (ANTARA) - Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menekankan pentingnya pemberian gizi yang cukup bagi ibu hamil untuk menurunkan angka stunting di daerah wisata super prioritas tersebut.
"Para kepala desa harus fokus edukasi ini ke ibu hamil untuk memperhatikan pasokan gizi mereka sehingga anak yang dilahirkan tidak stunting," katanya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa, (3/1/2023).
Bupati Edistasius Endi yang akrab disapa Edi Endi ini, menyoroti perilaku ibu hamil dan menyusui yang mengonsumsi mi instan saat hamil.
Ia menjelaskan hal itu justru membuat kondisi para ibu tersebut kekurangan gizi sehingga tidak bisa melahirkan anak yang sehat nantinya.
Dia menyebut persentase kasus stunting tahun 2022 sebesar 15,9 persen dari hasil pengukuran Agustus 2022. Pemerintah menargetkan persentase kasus menurun menjadi sembilan persen pada Februari 2023.
Untuk mendorong terwujudnya target itu, Bupati Edi meminta kepala desa untuk gencar melakukan program Pekarangan Pangan Lestari (PKL) dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah guna mengatasi masalah stunting.
Dengan pekarangan rumah yang telah dimanfaatkan itu, ibu hamil dan menyusui mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Selain itu, anak-anak juga mendapatkan sumber gizi yang sama.
"Ada fenomena maunya yang instan, beli mi di kios untuk gantikan sayur. Tidak boleh, harus makan sayur," ujar dia.
Ia menekankan para kepala desa fokus menyelesaikan persoalan stunting dengan memberikan edukasi terkait gizi dan pentingnya pemeriksaan kehamilan ke posyandu.
Dia juga meminta kerja sama pemerintah desa dan puskesmas untuk mengedukasi ibu hamil agar memberikan ASI eksklusif agar anak dapat tumbuh menjadi lebih sehat dan kuat.
"Kita harus bekerja sama dan kerja ekstra agar tidak ada lagi kasus stunting di daerah pariwisata ini," katanya.
Baca juga: Bupati Mabar tekankan pemenuhan gizi untuk cegah stunting
Baca juga: TK Hati Nurani di SBD jadi contoh bebas stunting
"Para kepala desa harus fokus edukasi ini ke ibu hamil untuk memperhatikan pasokan gizi mereka sehingga anak yang dilahirkan tidak stunting," katanya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa, (3/1/2023).
Bupati Edistasius Endi yang akrab disapa Edi Endi ini, menyoroti perilaku ibu hamil dan menyusui yang mengonsumsi mi instan saat hamil.
Ia menjelaskan hal itu justru membuat kondisi para ibu tersebut kekurangan gizi sehingga tidak bisa melahirkan anak yang sehat nantinya.
Dia menyebut persentase kasus stunting tahun 2022 sebesar 15,9 persen dari hasil pengukuran Agustus 2022. Pemerintah menargetkan persentase kasus menurun menjadi sembilan persen pada Februari 2023.
Untuk mendorong terwujudnya target itu, Bupati Edi meminta kepala desa untuk gencar melakukan program Pekarangan Pangan Lestari (PKL) dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah guna mengatasi masalah stunting.
Dengan pekarangan rumah yang telah dimanfaatkan itu, ibu hamil dan menyusui mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Selain itu, anak-anak juga mendapatkan sumber gizi yang sama.
"Ada fenomena maunya yang instan, beli mi di kios untuk gantikan sayur. Tidak boleh, harus makan sayur," ujar dia.
Ia menekankan para kepala desa fokus menyelesaikan persoalan stunting dengan memberikan edukasi terkait gizi dan pentingnya pemeriksaan kehamilan ke posyandu.
Dia juga meminta kerja sama pemerintah desa dan puskesmas untuk mengedukasi ibu hamil agar memberikan ASI eksklusif agar anak dapat tumbuh menjadi lebih sehat dan kuat.
"Kita harus bekerja sama dan kerja ekstra agar tidak ada lagi kasus stunting di daerah pariwisata ini," katanya.
Baca juga: Bupati Mabar tekankan pemenuhan gizi untuk cegah stunting
Baca juga: TK Hati Nurani di SBD jadi contoh bebas stunting