Labuan Bajo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2022 menurun, yakni sebanyak 713 kasus dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 759 kasus.

"Kasus DBD di Manggarai Barat tahun 2022 menurun bila dibandingkan dengan tahun 2021. Ini karena Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan secara masif," kata Kepala Dinkes Kabupaten Manggarai Barat Paulus Mami di Labuan Bajo, Jumat, (6/1/2023).

Dia menjelaskan Dinas Kesehatan Manggarai Barat gencar melakukan langkah preventif dan promotif untuk mencegah DBD. Para petugas aktif memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat, pelajar, dan tokoh agama tentang langkah-langkah pencegahan DBD.

Mereka melakukan inovasi penyebarluasan informasi dalam bentuk pengumuman keliling, imbauan tertulis kepada para camat, lurah, dan kepala desa, serta pemantau jentik. Fogging juga dilakukan sebagai langkah terakhir pemberantasan nyamuk dewasa.

Dalam penyebarluasan informasi, para petugas menekankan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus sebagai langkah yang paling efektif untuk menekan kenaikan kasus DBD.

Paulus mengatakan 3M Plu, yakni langkah-langkah mandiri yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan DBD, dimulai dari menguras tempat penampungan air minimal sekali seminggu dan menutup rapat tempat penampungan air, serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas.

Masyarakat juga diminta untuk menggunakan kelambu, obat anti-nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela/ventilasi, dan tidak menggantung pakaian.

Meski mengalami penurunan pada tahun 2022, kata Paulus, masyarakat tidak boleh lengah. Dinas Kesehatan Manggarai Barat juga terus menerus memberikan informasi terkait pencegahan DBD, khususnya pada musim hujan saat ini.

Paulus juga berharap masyarakat tetap giat melakukan pembersihan lingkungan dan 3M Plus. Dengan demikian, kasus DBD bisa ditekan dan diminimalisasi.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyampaikan pentingnya upaya kewaspadaan dini yang dilakukan masyarakat, baik di rumah maupun di tempat kerja.

Dia menekankan kaitan DBD dengan lingkungan yang kotor di musim hujan. Oleh karena itu, lingkungan diminta untuk selalu dibersihkan agar memutus mata rantai penularan virus dengue.

"Penyakit ini kan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus yang menetap di air bersih dan kotor. Jadi, 3M itu paling penting," katanya menegaskan.

Bupati meminta dinas teknis untuk terus aktif mensosialisasikan pencegahan DBD dan melakukan pembagian abate ke rumah dan sekolah-sekolah. Bupati ingin informasi dan edukasi terkait pencegahan DBD tidak boleh terputus, melainkan masif diberikan ke masyarakat.

"Informasi pencegahan DBD harus meluas tersebar ke masyarakat, sehingga mereka bisa melakukan upaya pencegahan," ucap bupati.

Baca juga: Pemkab Nagekeo tekankan kebersihan lingkungan dan PHBS cegah DBD

Baca juga: Dinkes Mabar minta masyarakat giatkan 3M tekan kasus DBD

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024