Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Jerry Manafe mengatakan bulan Februari 2023 telah ditetapkan sebagai bulan timbang balita guna mendeteksi adanya balita yang mengalami kekerdilan maupun menderita gizi buruk.
"Bulan Februari adalah bulan timbang bagi balita sehingga kami berharap para orang tua yang memiliki anak balita datang ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan," kata Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe di Kupang, Senin, (30/1/2023).
Jerry Manafe mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam menangani masalah kekerdilan anak.
Menurut Jerry Manafe Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kupang sudah mulai mengingatkan para orang tua yang memiliki anak balita untuk segera ditimbang ke posyandu terdekat selama kegiatan penimbangan berlangsung.
"Penimbangan bayi dan balita berupa pengukuran berat dan tinggi badan sangat penting sehingga bisa diketahui kondisi fisik bayi dan balita apakah tergolong mengalami kekerdilan atau tidak," kata Jerry Manafe.
Dia berharap adanya kesadaran para orang tua yang memiliki balita agar datang ke Pustu atau Posyandu untuk mengikuti penimbangan dan pengukuran bayi.
“Februari ini bulan timbang bagi bayi dan balita serta ukur tinggi bayi sehingga dapat dengan mudah dalam mendeteksi ada tidaknya anak kekerdilan sehingga proses intervensi lebih mudah," kata Jerry Manafe.
Jerry Manafe berharap, melalui kegiatan bulan timbang maka secara data jumlah kekerdilan ana di setiap wilayah bisa diketahui secara baik angka penurunan kekerdilan setelah pengukuran dan penimbangan.
"Pemkab Kupang sudah melalukan intervensi cukup banyak yakni melalui pemberian makanan tambahan (PMT) lewat desa maupun lewat dinas kesehatan berupa susu maupun biskuit. Jadi diyakini angka kekerdilan di Kabupaten Kupang mengalami penurunan," kata Jerry Manafe.
Ia menambahkan pemerintah menargetkan pada 2023 kasus kekerdilan di Kabupaten Kupang mengalami penurunan 11-12 persen dan pada awal 2024 tersisa 10 persen.
Dia menambahkan prevalensi kekerdilan pada pengukuran Februari 2022 adalah 24,14 persen dengan jumlah 7.207 balita, sedangkan pada Agustus 2022 menjadi 19,88 persen dengan jumlah 6.118 balita .
Baca juga: Dokter spesialis minta anak dengan HIV positif untuk terapi ARV
Baca juga: Peneliti mulai menemukan penyebab kematian mendadak pada bayi
"Bulan Februari adalah bulan timbang bagi balita sehingga kami berharap para orang tua yang memiliki anak balita datang ke posyandu untuk melakukan penimbangan berat badan," kata Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe di Kupang, Senin, (30/1/2023).
Jerry Manafe mengatakan hal itu terkait upaya Pemerintah Kabupaten Kupang dalam menangani masalah kekerdilan anak.
Menurut Jerry Manafe Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kupang sudah mulai mengingatkan para orang tua yang memiliki anak balita untuk segera ditimbang ke posyandu terdekat selama kegiatan penimbangan berlangsung.
"Penimbangan bayi dan balita berupa pengukuran berat dan tinggi badan sangat penting sehingga bisa diketahui kondisi fisik bayi dan balita apakah tergolong mengalami kekerdilan atau tidak," kata Jerry Manafe.
Dia berharap adanya kesadaran para orang tua yang memiliki balita agar datang ke Pustu atau Posyandu untuk mengikuti penimbangan dan pengukuran bayi.
“Februari ini bulan timbang bagi bayi dan balita serta ukur tinggi bayi sehingga dapat dengan mudah dalam mendeteksi ada tidaknya anak kekerdilan sehingga proses intervensi lebih mudah," kata Jerry Manafe.
Jerry Manafe berharap, melalui kegiatan bulan timbang maka secara data jumlah kekerdilan ana di setiap wilayah bisa diketahui secara baik angka penurunan kekerdilan setelah pengukuran dan penimbangan.
"Pemkab Kupang sudah melalukan intervensi cukup banyak yakni melalui pemberian makanan tambahan (PMT) lewat desa maupun lewat dinas kesehatan berupa susu maupun biskuit. Jadi diyakini angka kekerdilan di Kabupaten Kupang mengalami penurunan," kata Jerry Manafe.
Ia menambahkan pemerintah menargetkan pada 2023 kasus kekerdilan di Kabupaten Kupang mengalami penurunan 11-12 persen dan pada awal 2024 tersisa 10 persen.
Dia menambahkan prevalensi kekerdilan pada pengukuran Februari 2022 adalah 24,14 persen dengan jumlah 7.207 balita, sedangkan pada Agustus 2022 menjadi 19,88 persen dengan jumlah 6.118 balita .
Baca juga: Dokter spesialis minta anak dengan HIV positif untuk terapi ARV
Baca juga: Peneliti mulai menemukan penyebab kematian mendadak pada bayi