NTT dapat bantuan 5.496 alat antropometri dari Kemenkes

id NTT,kekerdilan,stunting,ruth laiskodat

NTT dapat bantuan 5.496 alat antropometri dari Kemenkes

Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur Ruth Laiskodat. (ANTARA/Benny Jahang)

Penggunaan alat ukur yang standar dan petugas yang melakukan penimbangan dan pengukuran di posyandu adalah tenaga kesehatan yang telah dilatih dan terampil menggunakan alat tersebut...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat bantuan 5.496 unit antropometri atau alat ukur berat dan tinggi bayi dari pemerintah pusat guna mendukung upaya pemerintah NTT dalam penanganan stunting.

"Pemerintah NTT menerima bantuan 5.496 unit antropometri yang standar dalam melakukan pengukuran tinggi dan berat badan balita saat melakukan pemeriksaan ke posyandu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur Ruth Laiskodat di Kupang, Selasa, (7/3/2023).

Ruth Laiskodat mengatakan hal itu terkait dukungan alat penimbangan berat badan dan tinggi badan anak balita saat pemeriksaan ke posyandu.

Ia mengatakan penggunaan alat ukur yang standar dan petugas yang melakukan penimbangan dan pengukuran di posyandu adalah tenaga kesehatan yang telah dilatih dan terampil menggunakan alat tersebut.

Dia menambahkan jumlah alat ukur standar yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 4.427 set yang digunakan petugas kesehatan di 436 puskesmas di 22 kabupaten/kota dalam kegiatan timbang berat badan dan ukur tinggi balita dalam penanganan kekerdilan.

Menurut dia, pada 2023 Pemerintah NTT mendapat penambahan 5.496 set antropometri dari Kementerian Kesehatan RI dalam mendukung kegiatan pelayanan kesehatan anak di posyandu.

Ruth Laiskodat mengatakan dengan penambahan 5.496 unit sehingga total antropometri yang dimiliki NTT menjadi 9.923 set alat standar sehingga satu posyandu bisa memiliki satu set alat standar antropometri.

"Selama ini alat-alat antropometri terpusat di Puskesmas, apabila ada kegiatan penimbangan dan pengukuran tinggi balita, karena persediaan alat terbatas maka penggunaan dilakukan secara bergantian oleh semua posyandu setempat," kata Ruth Laiskodat.

Menurut dia, kegiatan penimbangan yang dilakukan pada Februari dan Agustus 2022 di kabupaten/kota di NTT bisa berjalan sukses atas dukungan para petugas kesehatan maupun kader posyandu yang melakukan penimbangan dan pengukuran balita dengan menggunakan alat antropometri yang jumlahnya terbatas, namun kegiatan penimbangan balita bisa berjalan dengan sukses.*

Baca juga: Dinkes: Kasus stunting di NTT tersisa 17 persen

Baca juga: Dinkes Lembata perkuat upaya preventif tangani stunting





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah NTT dapat bantuan 5.496 alat antropometri dari Kemenkes RI