Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan bantuan berupa 39.200 liter cairan desinfektan guna membantu para peternak di daerah itu dalam mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.
"Pemerintah NTT tentu terus berupaya dalam mengatasi penyebaran virus ASF. Salah satu bentuk upaya pencegahan penularan virus ASF dengan membagikan cairan desinfektan secara gratis bagi para peternak Babi di NTT," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar di Kupang, Selasa, (7/2/2023).
Melky Angsar mengatakan hal itu usai kegiatan penyerahan tiga alat diagnostik Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dari Pemerintah Australia untuk membantu Pemprov NTT dalam penanganan penularan ASF.
Ia mengatakan cairan desinfektan yang disiapkan Pemprov NTT mencapai 39.200 liter dan yang telah dibagikan ke kabupaten/kabupaten yang sudah terpapar penularan virus ASF sebanyak 5.000 liter.
Menurut dia, beberapa kabupaten di Pulau Flores dan Sumba hingga saat ini belum mengambil cairan desinfektan bantuan Pemprov NTT untuk penanggulangan virus ASF.
"Kami berharap pemerintah kabupaten (pemkab) di Pulau Flores dan Sumba untuk segera mengambil bantuan itu sehingga bisa membantu para peternak babi di daerah itu dalam mencegah penularan virus ASF," kata Melky Angsar.
Dia mengatakan obat untuk mengatasi virus Flu Babi Afrika hingga saat ini belum ditemukan, sehingga yang perlu dilakukan adalah biosekuriti kandang ternak babi agar tetap bersih.
"Apabila para peternak babi terus menjaga kebersihan kandang, tentu akan mampu meminimalisir terjadinya penularan virus ASF, sehingga bisa mengantisipasi adanya kematian Babi yang dapat merugikan ekonomi para peternak babi. Kebersihan kandang babi harus terus dijaga sehingga tanpa diberikan vaksin atau pengobatan ternak babi tetap dalam kondisi yang sehat," kata Melky Angsar.
Baca juga: Pemprov NTT dapat bantuan tiga unit alat pendeteksi virus ASF
Baca juga: Disnak NTT catat babi mati mendadak jadi 256 ekor
"Pemerintah NTT tentu terus berupaya dalam mengatasi penyebaran virus ASF. Salah satu bentuk upaya pencegahan penularan virus ASF dengan membagikan cairan desinfektan secara gratis bagi para peternak Babi di NTT," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar di Kupang, Selasa, (7/2/2023).
Melky Angsar mengatakan hal itu usai kegiatan penyerahan tiga alat diagnostik Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dari Pemerintah Australia untuk membantu Pemprov NTT dalam penanganan penularan ASF.
Ia mengatakan cairan desinfektan yang disiapkan Pemprov NTT mencapai 39.200 liter dan yang telah dibagikan ke kabupaten/kabupaten yang sudah terpapar penularan virus ASF sebanyak 5.000 liter.
Menurut dia, beberapa kabupaten di Pulau Flores dan Sumba hingga saat ini belum mengambil cairan desinfektan bantuan Pemprov NTT untuk penanggulangan virus ASF.
"Kami berharap pemerintah kabupaten (pemkab) di Pulau Flores dan Sumba untuk segera mengambil bantuan itu sehingga bisa membantu para peternak babi di daerah itu dalam mencegah penularan virus ASF," kata Melky Angsar.
Dia mengatakan obat untuk mengatasi virus Flu Babi Afrika hingga saat ini belum ditemukan, sehingga yang perlu dilakukan adalah biosekuriti kandang ternak babi agar tetap bersih.
"Apabila para peternak babi terus menjaga kebersihan kandang, tentu akan mampu meminimalisir terjadinya penularan virus ASF, sehingga bisa mengantisipasi adanya kematian Babi yang dapat merugikan ekonomi para peternak babi. Kebersihan kandang babi harus terus dijaga sehingga tanpa diberikan vaksin atau pengobatan ternak babi tetap dalam kondisi yang sehat," kata Melky Angsar.
Baca juga: Pemprov NTT dapat bantuan tiga unit alat pendeteksi virus ASF
Baca juga: Disnak NTT catat babi mati mendadak jadi 256 ekor