Kupang (Antara NTT) - Wakil Kepala Kepolian Resort Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Komisaris Polisi M. Tomo menegaskan, tidak ada korban meninggal dunia dalam insiden antarwarga dua desa di Pulau Adonara yang terjadi Selasa dini hari.
"Ada banyak informasi menyesatkan yang menyebutkan bahwa ada korban tewas dalam insiden di Adonara. Informasi itu tidak benar dan mengada-ada karena kami belum ada berita untuk itu," kata Waka Polres Flores Timur, Selasa.
Waka Polres yang kini berada di lokasi kejadian menegaskan hal itu menjawab pertanyaan ANTARA seputar beredarnya informasi melalui pesan singkat lewat "handphone" bahwa ada korban tewas akibat terkena anak panah pada bagian dada.
Dia mengatakan, saat ini terus melakukan dialog dengan masyarakat dan meminta mereka untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta meminta masyarakat untuk patuh dan taat pada hukum di negara ini.
"Kami belum mendapat berita mengenai adanya korban meninggal dunia. Kami di lapangan dan terus mengajak semua pihak untuk berdoa karena dengan senjata Allah, maut dapat dipatahkan," ucapnya.
"Kami melayani dengan tugas kami sebagai penjaga perdamaian dan sampai detik ini, kondisi di lapangan cukup baik," katanya melalui pesan singkat.
Dia juga meminta masyarakat untuk menahan diri dan menghargai hukum di negara ini. Semua persoalan harus ditempuh melalui proses hukum dan tidak dengan jalan kekerasan karena bukan merupakan solusi terbaik.
Perseteruan antarawarga Desa Lewonara dan Lewobunga di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dalam memperebutkan tanah ulayat, mulai memanas, Selasa pagi, sehingga aparat keamanan diterjunkan ke lokasi sengketa untuk menenangkan warga.
Memanasnya perseteruan di wilayah Kecamatan Adonara Timur itu setelah warga dari Desa Lewonara menyerbu dan membakar rumah dan lumbung pangan milik warga Desa Lewobunga pada Selasa dini hari.
Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin ketika dihubungi ANTARA melalui telepon genggamnya dari Kupang, Selasa pagi mengatakan, sejak Senin (1/10) malam, aparat keamanan yang dipimpin Waka Polres, Dandim dan Wakil Bupati Flores Timur sudah berada di Pulau Adonara untuk melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang bersengketa.
Pengiriman bantuan keamanan ke Pulau Adonara itu dilakukan, karena sejak Senin (1/10), suasana cukup tegang karena warga dari dua desa ini melengkapi diri dengan peralatan perang seperti parang dan tombak, busur dan anak panah untuk siap berperang.
Bupati Lagadoni berharap, situasi keamanan bisa segera kondusif agar aktivitas perekonomian warga bisa berjalan seperti biasa.
"Ada banyak informasi menyesatkan yang menyebutkan bahwa ada korban tewas dalam insiden di Adonara. Informasi itu tidak benar dan mengada-ada karena kami belum ada berita untuk itu," kata Waka Polres Flores Timur, Selasa.
Waka Polres yang kini berada di lokasi kejadian menegaskan hal itu menjawab pertanyaan ANTARA seputar beredarnya informasi melalui pesan singkat lewat "handphone" bahwa ada korban tewas akibat terkena anak panah pada bagian dada.
Dia mengatakan, saat ini terus melakukan dialog dengan masyarakat dan meminta mereka untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta meminta masyarakat untuk patuh dan taat pada hukum di negara ini.
"Kami belum mendapat berita mengenai adanya korban meninggal dunia. Kami di lapangan dan terus mengajak semua pihak untuk berdoa karena dengan senjata Allah, maut dapat dipatahkan," ucapnya.
"Kami melayani dengan tugas kami sebagai penjaga perdamaian dan sampai detik ini, kondisi di lapangan cukup baik," katanya melalui pesan singkat.
Dia juga meminta masyarakat untuk menahan diri dan menghargai hukum di negara ini. Semua persoalan harus ditempuh melalui proses hukum dan tidak dengan jalan kekerasan karena bukan merupakan solusi terbaik.
Perseteruan antarawarga Desa Lewonara dan Lewobunga di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dalam memperebutkan tanah ulayat, mulai memanas, Selasa pagi, sehingga aparat keamanan diterjunkan ke lokasi sengketa untuk menenangkan warga.
Memanasnya perseteruan di wilayah Kecamatan Adonara Timur itu setelah warga dari Desa Lewonara menyerbu dan membakar rumah dan lumbung pangan milik warga Desa Lewobunga pada Selasa dini hari.
Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin ketika dihubungi ANTARA melalui telepon genggamnya dari Kupang, Selasa pagi mengatakan, sejak Senin (1/10) malam, aparat keamanan yang dipimpin Waka Polres, Dandim dan Wakil Bupati Flores Timur sudah berada di Pulau Adonara untuk melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang bersengketa.
Pengiriman bantuan keamanan ke Pulau Adonara itu dilakukan, karena sejak Senin (1/10), suasana cukup tegang karena warga dari dua desa ini melengkapi diri dengan peralatan perang seperti parang dan tombak, busur dan anak panah untuk siap berperang.
Bupati Lagadoni berharap, situasi keamanan bisa segera kondusif agar aktivitas perekonomian warga bisa berjalan seperti biasa.