Kupang (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan membawa Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menunjukkan tanda kuat arah koalisi parpol menuju Pilpres 2024.
"Menurut saya, kunker Presiden Jokowi kali ini yang membawa serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di mana keduanya tampil akrab saat mendampingi Jokowi menjadi tanda kuat arah koalisi PDIP, KIR, dan KIB," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (14/3/2023) terkait kunjungan kerja Presiden Joko Widodo yang turut didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi, kata dia, juga terlihat melakukan swafoto bersama Prabowo dan Ganjar sehingga semakin memperkuat signal koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Indonesia Raya (Gerindra dan PKB) menghadapi Pilpres 2024.
Menurut Bataona, opsi koalisi besar antara PDIP dengan KIR juga KIB, yang mengusung Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk menghadapi Anies Baswedan dan pasangannya dari Koalisi Perubahan yang digagas Nasdem, Demokrat dan PKS, hanya menunggu hasil simulasi survei-survei ke depan untuk diputuskan.
Bataona mengatakan, kekuatan Presiden Jokowi juga akan sangat menentukan bandul politik partai-partai koalisi ke depan. Sebab, baik di KIB maupun KIR, semuanya adalah pendukung presiden atau all the president's men.
Pada saatnya nanti, kata dia, kekuatan Jokowi akan sangat menentukan bagaimana semua ketua parpol koalisi harus mengarahkan dukungan partainya.
Tetapi dengan adanya signal dari Jokowi kali ini dalam kunjungan kerja didampingi Prabowo dan Ganjar, dapat terkonfirmasi bahwa Jokowi sedang mengupayakan sebuah opsi baru bagi KIR, KIB maupun PDIP.
"Sebab terbaca bahwa Jokowi sepertinya tidak mau ada dua putaran dalam pilpres. Opsi menduetkan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar agar cukup hanya ada satu putaran dalam pilpres sedang dilakukan," katanya.
Bataona menambahkan, sebagai orang Jawa, Jokowi memang lebih memilih bermanuver secara halus atau tidak membukanya secara verbal dan lugas namun cukup lewat pesan-pesan politis seperti dalam kunker ini.
Baca juga: Pengamat: Peluang koalisi PDIP-KIR-KIB makin terbuka hadapi Pilpres
Tujuannya, kata dia, adalah menaikkan citra politik Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai orang-orang atau pendukung Jokowi.
Baca juga: Pengamat sebut pembentukan sekber bukti koalisi Gerindra-PKB makin solid
"Karena harus diakui bahwa tingkat kesukaan masyarakat kepada Jokowi masih di atas 70 persen. Sehingga mudah bagi Jokowi mencitrakan siapa pun. Dan Prabowo dan Ganjar adalah orang-orangnya presiden sehingga sengaja jadi etalase agar rakyat bisa menilai dan memutuskan," katanya.
"Menurut saya, kunker Presiden Jokowi kali ini yang membawa serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di mana keduanya tampil akrab saat mendampingi Jokowi menjadi tanda kuat arah koalisi PDIP, KIR, dan KIB," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (14/3/2023) terkait kunjungan kerja Presiden Joko Widodo yang turut didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi, kata dia, juga terlihat melakukan swafoto bersama Prabowo dan Ganjar sehingga semakin memperkuat signal koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Indonesia Raya (Gerindra dan PKB) menghadapi Pilpres 2024.
Menurut Bataona, opsi koalisi besar antara PDIP dengan KIR juga KIB, yang mengusung Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk menghadapi Anies Baswedan dan pasangannya dari Koalisi Perubahan yang digagas Nasdem, Demokrat dan PKS, hanya menunggu hasil simulasi survei-survei ke depan untuk diputuskan.
Bataona mengatakan, kekuatan Presiden Jokowi juga akan sangat menentukan bandul politik partai-partai koalisi ke depan. Sebab, baik di KIB maupun KIR, semuanya adalah pendukung presiden atau all the president's men.
Pada saatnya nanti, kata dia, kekuatan Jokowi akan sangat menentukan bagaimana semua ketua parpol koalisi harus mengarahkan dukungan partainya.
Tetapi dengan adanya signal dari Jokowi kali ini dalam kunjungan kerja didampingi Prabowo dan Ganjar, dapat terkonfirmasi bahwa Jokowi sedang mengupayakan sebuah opsi baru bagi KIR, KIB maupun PDIP.
"Sebab terbaca bahwa Jokowi sepertinya tidak mau ada dua putaran dalam pilpres. Opsi menduetkan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar agar cukup hanya ada satu putaran dalam pilpres sedang dilakukan," katanya.
Bataona menambahkan, sebagai orang Jawa, Jokowi memang lebih memilih bermanuver secara halus atau tidak membukanya secara verbal dan lugas namun cukup lewat pesan-pesan politis seperti dalam kunker ini.
Baca juga: Pengamat: Peluang koalisi PDIP-KIR-KIB makin terbuka hadapi Pilpres
Tujuannya, kata dia, adalah menaikkan citra politik Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai orang-orang atau pendukung Jokowi.
Baca juga: Pengamat sebut pembentukan sekber bukti koalisi Gerindra-PKB makin solid
"Karena harus diakui bahwa tingkat kesukaan masyarakat kepada Jokowi masih di atas 70 persen. Sehingga mudah bagi Jokowi mencitrakan siapa pun. Dan Prabowo dan Ganjar adalah orang-orangnya presiden sehingga sengaja jadi etalase agar rakyat bisa menilai dan memutuskan," katanya.