Kupang (ANTARA) - Lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, HaloPuan, kembali bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengatasi masalah kekerdilan (stunting) pada anak di Sukabumi, Jawa Barat.

Kerja sama penanganan stunting kami kami lakukan melalui kegiatan bertajuk "Mahasiswa Peduli Stunting: Mengolah daun kelor menjadi asupan super", dipusatkan di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi pada 15 Maret 2023, yang dihadiri oleh 168 mahasiswa UMMI dari Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora dan Fakultas Kesehatan.

Para peserta memperoleh penyuluhan tentang stunting dari Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners UMMI, Ria Andriani, serta informasi dari HaloPuan tentang manfaat super bubuk daun kelor dalam menjaga keseimbangan gizi.

Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, mengatakan kegiatan ini penting karena salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Indonesia antara lain adalah masih kurangnya asupan gizi di kalangan remaja, khususnya remaja putri.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 32 persen remaja putri di Indonesia masih mengalami kekurangan energi kronik. 

Faktor penyebab lainnya adalah pernikahan di usia muda sehingga terjadi kehamilan di bawah usia 21 tahun. Data menunjukkan 46 persen kehamilan pertama di Indonesia terjadi pada perempuan di bawah usia 21 tahun.


Masalah kesehatan remaja

Di Indonesia, kata dia, masalah kesehatan remaja, terutama remaja putri, menjadi perhatian yang sangat penting. 

Selain masalah stunting, remaja juga dihadapkan pada tantangan seperti anemia, obesitas, dan gangguan menstruasi. 

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan praktik kebersihan yang baik seringkali menjadi penyebab utama dari berbagai masalah kesehatan ini.

Kondisi kesehatan remaja memiliki dampak yang signifikan terhadap prevalensi stunting di Indonesia. 

Remaja yang sehat dan memiliki pengetahuan yang baik mengenai gizi dan kesehatan reproduksi akan lebih siap untuk menjadi ibu dan bapak yang sehat dan melahirkan anak dengan pertumbuhan yang optimal. 

Sebaliknya, remaja yang mengalami masalah kesehatan seperti kekurangan gizi, anemia, atau pernikahan dini akan memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak yang mengalami stunting

Anak yang lahir dari ibu dengan kondisi kesehatan yang kurang baik memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pertumbuhan fisik dan kognitif yang terhambat. 

Oleh sebab itu, investasi pada kesehatan remaja, baik melalui penyuluhan, pendidikan, maupun dukungan sosial, merupakan langkah krusial dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Indonesia. 

Kegiatan seperti “Mahasiswa Peduli Stunting” dan inisiatif lainnya yang melibatkan berbagai pihak, termasuk remaja, dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sehat dan sejahtera.

"Apalagi dalam ajaran Islam, umat Islam diperintahkan untuk memperhatikan generasi masa depan seperti tercantum dalam al-Quran Surat An-Nisa ayat 9," kata Poppy.

Alasan Puan Maharani menggerakkan warga dalam melawan stunting melalui HaloPuan, menurut Poppy, adalah karena penanganan stunting tak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tapi juga warga harus sadar dan bersama melawan stunting

Bubuk daun kelor
Selain itu, melalui HaloPuan, Puan Maharani juga membawa gagasan pemanfaatan bubuk daun kelor yang sudah teruji mampu mengatasi malnutrisi di banyak negara.

“Daun kelor dikenal memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, kalium, protein, dan antioksidan yang tinggi, sehingga menjadi sumber nutrisi penting dalam menjaga kesehatan dan mengatasi malnutrisi,” ujar Poppy.

Ketua Bidang Politik IMM Sukabumi, Wildan Khadarisman, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan HaloPuan agar mahasiswa bisa ikut menyosialisasikan bahaya stunting dan penanganannya di tengah masyarakat, apalagi HaloPuan membawa gagasan ilmiah soal daun kelor.

Wildan juga menyampaikan terima kasih kepada Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI yang telah bekerja sama dengan IMM UMMI dalam kegiatan yang menurutnya sangat bermanfaat ini.

Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PDI Perjuangan, Rojab Asy’ari, mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri selalu menekankan kepada kader-kader partai supaya bergerak dalam isu penanganan stunting.

Jadi apa yang dilakukan HaloPuan ini sangat sesuai dengan visi partai, apalagi Puan Maharani menggandeng elemen masyarakat seperti Muhammadiyah. 

Rojab juga mengatakan bahwa gagasan pemanfaatan daun kelor perlu terus disosialisasikan karena kelor itu mudah didapat, perawatannya mudah, dan kaya nutrisi.

Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Sukabumi, Jana Jaenuddin, mengatakan relasi Puan Maharani dengan Muhammadiyah sebenarnya bukan hal asing karena kakek dan nenek Puan, Bung Karno dan Fatmawati, merupakan kader-kader Muhammadiyah.

"Tujuan-tujuan syariat Islam saat ini juga sudah termasuk di dalamnya menjaga lingkungan dan menjaga generasi masa depan,” kata Jana seraya mengapresiasi kegiatan HaloPuan bersama IMM.

Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis, Luisda Nabila dan Syifa Amalia, mengatakan, kegiatan HaloPuan bersama IMM Sukabumi memberi mereka informasi-informasi inspiratif, terutama terkait dengan betapa kayanya manfaat daun kelor.

Luisda mengatakan, “Di rumah saya banyak kelor, sehingga saya bisa aplikasikan pengetahuan yang saya dapatkan hari ini.”

“Dari kegiatan ini juga, saya jadi tahu bahwa saya harus mempersiapkan diri menjelang menikah dan setelah menikah dengan menjaga asupan gizi.”

Sementara itu, Nurfadila, mahasiswa Jurusan Keperawatan, mengatakan, “Yang paling menarik dari kegiatan ini adalah pengolahan daun kelor. Meskipun sudah tahu kekayaan kandungan daun kelor, tapi saya baru tahu bahwa manfaat itu akan lebih baik lagi jika daun kelor dijadikan bubuk".

Sebagai bagian dari kegiatan ini, HaloPuan membagikan bingkisan kepada para mahasiswa yang hadir. Bingkisan tersebut berisi 200 gram bubuk daun kelor dan minuman segar yang terbuat dari campuran bubuk daun kelor dan lemon.

Tujuan dari pemberian bingkisan ini adalah untuk mengenalkan kepada mahasiswa cara mengonsumsi daun kelor dalam bentuk bubuk serta memberikan contoh praktis penggunaan bubuk daun kelor dalam minuman sehat.

Diharapkan, dengan mencoba langsung produk berbahan dasar daun kelor ini, para mahasiswa akan lebih paham tentang manfaat dan kegunaannya dalam menjaga keseimbangan gizi serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan “Mahasiswa Peduli Stunting” yang digagas oleh HaloPuan dan IMM Sukabumi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya penanganan stunting di Indonesia.

Dengan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah, upaya pencegahan dan penanganan stunting di Indonesia semakin optimal.

Selain itu, pemanfaatan sumber daya lokal seperti daun kelor dalam menjaga keseimbangan gizi juga menjadi salah satu solusi yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah malnutrisi yang menjadi penyebab utama stunting.

Baca juga: Puan bilang Megawati sudah mengantongi nama capres

Baca juga: Ahmad Atang sebut Figur capres PDIP akan menentukan peta koalisi

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024