Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan bahwa kolaborasi lintas sektor berperan penting dalam upaya integrasi dan akselerasi penurunan kasus stunting di wilayah tersebut.
“Untuk percepatan penurunan stunting kita memang perlu kolaborasi berbagai sektor,” kata Plt. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kupang Imelda F. Nange di Kupang, Kamis.
Hal tersebut ia sampaikan dalam forum diseminasi hasil Acceleration of Stunting Reduction (ASRP) atau Program Percepatan Penurunan Stunting dari Childfund International Indonesia yang diterapkan di Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Ia menilai program ASRP dari Childfund Indonesia melalui mitra lokal Yayasan Masyarakat Cita Madani sebagai wujud kerja sama pentahelix yang efektif dan relevan.
Program ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting dan isu malnutrisi lainnya dengan melibatkan pemangku kepentingan lokal utama.
Imelda juga turut mengapresiasi upaya yang dilakukan dalam program ini khususnya melalui intervensi sensitif dan spesifik.
“Pada bidang intervensi sensitif melalui penguatan kader dan kelas parenting sedangkan intervensi spesifik langsung kepada sasaran,” katanya.
Karena itu, ia mendorong keberlanjutan program ini yang telah menunjukkan dampak pendekatan berbasis masyarakat yang berakar pada konteks dan kemitraan lokal.
Program ini juga telah berhasil dilakukan beberapa wilayah di Kota Bogor, Jawa Barat, dengan persentase penurunan dari 35,9% menjadi 28,5% sehingga diperluas dan direplikasi ke wilayah Kota Kupang.
Adapun implementasi lanjutan program ini menyasar pada tiga kelurahan sebagai pilot project yakni Kelurahan Liliba, Naimata, dan Maulafa.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya percepatan penurunan stunting karena sejalan dengan misi pertama pemerintahan Kota Kupang (2025-2030) yakni, membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan, berkarakter, dan inklusif.