Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada April 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 96,08, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 95,98.
Kepala KPw BI NTT Stefanus Donny Heatubun, di Kupang, Sabtu, (6/5/2023) mengatakan bahwa kenaikan NTP ini terutama didorong oleh meningkatnya NTP subsektor perkebunan, peternakan, dan perikanan.
“Meskipun demikian, NTP yang tercatat masih di bawah indeks 100 mengindikasikan bahwa biaya hidup dan biaya produksi yang dibayar oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diterima dari penjualan produk,” katanya pula.
Menurut dia, akselerasi program pengendalian inflasi perlu terus didorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.
Dia mengatakan bahwa BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT menunjukkan komitmen tersebut melalui sinergi program pengendalian inflasi.
Upaya yang telah dilakukan sepanjang bulan April, antara lain rapat teknis TPID dan koordinasi tim satgas pengendalian inflasi Kota Kupang, gerakan pasar murah tanggap inflasi Kota Kupang di 3 pasar utama Kupang, masjid, gereja, dan car free day yang dilakukan secara simultan.
Berkat kerja sama dengan Bulog NTT melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di kelurahan-kelurahan, kegiatan pasar murah dan sidak pasar jelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri di seluruh kabupaten/kota, serta High Level Meeting (HLM) TPID Kabupaten Sikka dan Provinsi NTT.
Di samping itu juga, kata dia lagi, sinergi dan kolaborasi dalam melakukan extra effort koordinasi kebijakan pengendalian inflasi perlu terus dilanjutkan dengan pemerintah daerah, Bulog, maupun mitra strategis lainnya.
“Tentunya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID serta keberlanjutan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di seluruh NTT,” kata dia pula.
Baca juga: BI NTT sasar pelajar jadi target edukasi CBP rupiah
Baca juga: BI NTT siapkan Rp3,78 triliun untuk HBKN
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI mencatat NTP NTT alami kenaikan
Kepala KPw BI NTT Stefanus Donny Heatubun, di Kupang, Sabtu, (6/5/2023) mengatakan bahwa kenaikan NTP ini terutama didorong oleh meningkatnya NTP subsektor perkebunan, peternakan, dan perikanan.
“Meskipun demikian, NTP yang tercatat masih di bawah indeks 100 mengindikasikan bahwa biaya hidup dan biaya produksi yang dibayar oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diterima dari penjualan produk,” katanya pula.
Menurut dia, akselerasi program pengendalian inflasi perlu terus didorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.
Dia mengatakan bahwa BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT menunjukkan komitmen tersebut melalui sinergi program pengendalian inflasi.
Upaya yang telah dilakukan sepanjang bulan April, antara lain rapat teknis TPID dan koordinasi tim satgas pengendalian inflasi Kota Kupang, gerakan pasar murah tanggap inflasi Kota Kupang di 3 pasar utama Kupang, masjid, gereja, dan car free day yang dilakukan secara simultan.
Berkat kerja sama dengan Bulog NTT melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di kelurahan-kelurahan, kegiatan pasar murah dan sidak pasar jelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri di seluruh kabupaten/kota, serta High Level Meeting (HLM) TPID Kabupaten Sikka dan Provinsi NTT.
Di samping itu juga, kata dia lagi, sinergi dan kolaborasi dalam melakukan extra effort koordinasi kebijakan pengendalian inflasi perlu terus dilanjutkan dengan pemerintah daerah, Bulog, maupun mitra strategis lainnya.
“Tentunya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID serta keberlanjutan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di seluruh NTT,” kata dia pula.
Baca juga: BI NTT sasar pelajar jadi target edukasi CBP rupiah
Baca juga: BI NTT siapkan Rp3,78 triliun untuk HBKN
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI mencatat NTP NTT alami kenaikan