Kupang (Antara NTT) - Pembangunan kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) berbentuk alat musik Sasando dipastikan sudah 100 persen selesai untuk konstruksi bangunannya, kata Sekretaris Daerah NTT Frans Salem di Kupang, Senin.

"Saat ini bangunannya sudah layak untuk ditempati, tinggal menunggu untuk mengisi semua perlengkapan," katanya kepada wartawan di Kupang.

Hal ini dsampaikannya saat meninjau progres dari pembangunan kantor gubernur NTT yang baru tersebut bersama sejumlah asistenya untuk memastikan apakah sudah layak atau belum pembangunannya.

Frans mengaku, dengan melihat secara langsung progres dari pembangunan gedung tersebut maka dipastikan pada Selasa (20/12) besok sudah bisa dilakukan "Soft Opening" sebelum nantinya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

"Besok akan dilaksanakan `soft opening` oleh pak Gubernur sebelumn nantinya dijadwalkan Presiden Joko Widodo juga akan meresmikan kantor gubernur yang baru ini," ujarnya.

Hingga saat ini lanjutnya pekerjaan yang kecil-kecil sedang dilakukan, seperti perbaikan taman, yang menjadi tanggung jawab dari dinas pekerjaan umum.

Kepala Biro Umum Pemprov NTT Zakarias Moruk mengatakan, kondisi kantor tersebut sudah siap diresmikan pada 20 Desember 2016 bertepatan dengan hari ulang tahun provinsi kepulauan itu.

Dia menambahkan, untuk pembangunan gedung utama sudah mendekati 100 persen sementara pembangunan jalan masuk dan taman nantinya akan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.

Terkait dengan rencana peresmian kantor gubernur yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, dia mengatakan, pihaknya masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat.

Dia menambahkan, hingga kini Presiden Jokowi masih dijadwalkan meresmikan kantor tersebut sekaligus meresmikan Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu yang berbatasan dengan negara Timor Leste yang juga sudah rampung.

Peresmian tersebut, katanya, sebenarnya direncanakan bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi pada puncak Hari Nusantara 2016 di Kabupaten Lembata, tetapi belum terwujud karena Presiden harus melawat ke negara India dan Iran.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024