Kupang (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur George Melkianus Hadjo memantau harga pangan di Pasar Fatubesi sebagai langah antisipasi yang dilakukan pemerintah setempat dalam mengendalikan inflasi.

"Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung harga pangan di pasar guna mengantisipasi adanya kenaikan inflasi," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjo di Kupang, Senin, (15/5/2023).

Ia mengatakan pemantauan harga di Pasar Fatubesi lebih difokuskan pada komoditi pangan terutama komoditi yang sering mempengaruhi inflasi di Kota Kupang seperti telur, ayam potong, bawang merah, bawang putih dan cabe merah.

Beberapa komoditi mengalami penurunan harga seperti cabe merah dari semula di atas Rp100.000/kg turun hingga Rp50.000/kg, harga bawang merah dan bawang putih masih dalam kondisi stabil di kisaran Rp30.000 hingga Rp35.000/kg, sementara telur ayam mengalami kenaikan harga di sekitaran Rp60.000 hingga Rp65.000/rak.

Menurut dia dengan semakin turunnya harga sejumlah komoditas pangan yang dijual para pedagang di pasar Fatubesi maka laju inflasi bisa dikendalikan.

Selama berada di Pasar Fatubesi, Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjo juga menghimbau para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan di dalam pasar.

"Kami berharap para pedagang untuk secara rutin membersihkan sampah di sekitar lapak masing-masing sebelum dan sesudah berjualan, sehingga kawasan pasar menjadi bersih dan konsumen menjadi nyaman selama berada di pasar," kata George.

Dia juga mengatakan Pemerintah Kota Kupang segera melakukan penertiban terhadap para pedagang daging Babi yang berjualan di pinggir-pinggir jalan menuju pasar Fatubesi.

"Pemerintah Kota Kupang tentu akan menyiapkan tempat khusus bagi para pedagang untuk penjualan daging Babi sehingga tidak ada lagi pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Penjualan harus dilakukan dalam kawasan pasar," katanya.

Baca juga: Kemenkeu dorong upaya penguatan aksi pengendalian inflasi di NTT

Baca juga: BPS catat Ekonomi RI alami inflasi 0,33 persen di bulan April

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024