Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak para tokoh agama setempat membantu sosialisasi tentang pencegahan stunting, terutama bagi calon pengantin.
"Kami telah mengajak seluruh tokoh-tokoh agama maupun tokoh masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua untuk ikut membantu pemerintah dalam menangani maupun upaya pencegahan anak stunting," kata Wakil Bupati Sabu Raijua Johanis Uly Kale dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Sabu Raijua diterima di Kupang, Rabu, (7/6/2023).
Pemkab Sabu Raijua berupaya memutuskan mata rantai stunting melalui pembinaan yang intensif terhadap calon pengantin sehingga mereka memahami hakikat dan tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak-anak yang akan dilahirkan sehingga bebas stunting.
Pemkab Sabu Raijua berkomitmen terus meningkatkan sumber daya manusia sebagaimana telah dirumuskan dalam Dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026 melalui visi "Sabu Raijua Bersatu, Maju dan Bermartabat" dengan misi pertama meningkatkan kualitas SDM serta pengentasan kemiskinan.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting, katanya, telah membuahkan hasil di mana prevalensi stunting di daerah itu mulai menurun.
Berdasarkan hasil operasi timbang pada Agustus 2022, kasus stunting di Kabupaten Sabu Raijua 1.400 kasus atau 18,05 persen dan hasil operasi atau hasil operasi timbang pada Februari 2023 menurun menjadi 1.392 kasus atau 17,12 persen.
Menurut dia, semakin turun jumlah anak stunting merupakan hasil kerja sama semua pihak terkait, melalui upaya-upaya inovatif organisasi perangkat daerah (OPD) yang menjadi bapak asuh anak stunting, program Inovasi Sabu Kasih atau Sayang Ibu, Kibarkan Bendera Selamatkan Ibu Hamil, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya yang telah dilakukan secara bersama-sama di daerah itu.
Meskipun mengalami penurunan, katanya, capaian tersebut masih jauh dari target RPJMD yaitu 10 persen pada 2023, sehingga perlu meningkatkan koordinasi lintas sektor, kerja cerdas, serta inovasi untuk mencapai target tersebut.
Ia menjelaskan guna mempercepat penurunan, penanganan, dan pencegahan stunting maka para camat, kepala desa dan lurah segera memfasilitasi pelayanan-pelayanan dan pencegahan stunting di wilayah masing-masing, melalui koordinasi dengan pihak terkait dan memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait dengan pentingnya penanganan dan pencegahan stunting.
Baca juga: Warga Kota Kupang diminta manfaatkan pangan lokal guna atasi stunting
Baca juga: Wabup Kupang sebut keluarga kunci sukses penurunan stunting
"Kami telah mengajak seluruh tokoh-tokoh agama maupun tokoh masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua untuk ikut membantu pemerintah dalam menangani maupun upaya pencegahan anak stunting," kata Wakil Bupati Sabu Raijua Johanis Uly Kale dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Sabu Raijua diterima di Kupang, Rabu, (7/6/2023).
Pemkab Sabu Raijua berupaya memutuskan mata rantai stunting melalui pembinaan yang intensif terhadap calon pengantin sehingga mereka memahami hakikat dan tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak-anak yang akan dilahirkan sehingga bebas stunting.
Pemkab Sabu Raijua berkomitmen terus meningkatkan sumber daya manusia sebagaimana telah dirumuskan dalam Dokumen Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2021-2026 melalui visi "Sabu Raijua Bersatu, Maju dan Bermartabat" dengan misi pertama meningkatkan kualitas SDM serta pengentasan kemiskinan.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting, katanya, telah membuahkan hasil di mana prevalensi stunting di daerah itu mulai menurun.
Berdasarkan hasil operasi timbang pada Agustus 2022, kasus stunting di Kabupaten Sabu Raijua 1.400 kasus atau 18,05 persen dan hasil operasi atau hasil operasi timbang pada Februari 2023 menurun menjadi 1.392 kasus atau 17,12 persen.
Menurut dia, semakin turun jumlah anak stunting merupakan hasil kerja sama semua pihak terkait, melalui upaya-upaya inovatif organisasi perangkat daerah (OPD) yang menjadi bapak asuh anak stunting, program Inovasi Sabu Kasih atau Sayang Ibu, Kibarkan Bendera Selamatkan Ibu Hamil, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya yang telah dilakukan secara bersama-sama di daerah itu.
Meskipun mengalami penurunan, katanya, capaian tersebut masih jauh dari target RPJMD yaitu 10 persen pada 2023, sehingga perlu meningkatkan koordinasi lintas sektor, kerja cerdas, serta inovasi untuk mencapai target tersebut.
Ia menjelaskan guna mempercepat penurunan, penanganan, dan pencegahan stunting maka para camat, kepala desa dan lurah segera memfasilitasi pelayanan-pelayanan dan pencegahan stunting di wilayah masing-masing, melalui koordinasi dengan pihak terkait dan memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait dengan pentingnya penanganan dan pencegahan stunting.
Baca juga: Warga Kota Kupang diminta manfaatkan pangan lokal guna atasi stunting
Baca juga: Wabup Kupang sebut keluarga kunci sukses penurunan stunting