Kupang (ANTARA) - Sekretariat Archipelagic and Island States (AIS) Forum dan Melanesian Spearhead Group (MSG) menggelar program pelatihan Bluepreneur: Coastal Youth Community Training di Vanuatu, pada 15-17 Juni 2023. Program ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan komunitas lokal terhadap ekonomi biru dan aktivitas maritim yang berkelanjutan, secara khusus di wilayah pasifik.
Kegiatan ini menyasar komunitas lokal yang ada di Vanuatu, dengan menimbang bahwa sektor ekonomi dan perdagangan di Asia-Pasifik diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkembang, ungkap Riny Modaso dari Sekretariat AIS Forum dalam keterangan yang diterima, Rabu, (21/6/2023).
Terkait dengan ini, sektor usaha kecil-menengah akan menjadi kunci bagi perkembangan ekonomi dan secara signifikan berkontribusi terhadap stabilitas finansial masyarakat. Karena itu, membangun ekosistem anak muda yang mampu untuk berwirausaha adalah hal yang penting untuk digalakkan demi pemenuhan akan kebutuhan yang ada. Leonard Louma, Direktur Jenderal dari MSG dalam pembukaannya menunjukkan rasa optimis terhadap hasil kerja sama pertama antara AIS Forum dan MSG ini.
“Dengan hangat saya menyambut seluruh peserta pelatihan Bluepreneur ini sebagai kolaborasi pertama antara Sekretariat AIS Forum dan MSG. Saya berharap ini dapat membuka jalan kerja sama lainnya antara Sekretariat AIS Forum dan MSG untuk usaha-usaha bersama di masa depan,” ucap Louma.
Kegiatan ini berlangsung di Port Vila, Vanuatu, dan merupakan salah satu agenda sampingan dari pelaksanaan Pertemuan Pejabat Tinggi AIS Forum yang berlangsung pada 7 Juni 2023 di Suva, Fiji. Kolaborasi dari Sekretariat AIS Forum dan MSG merupakan bagian dari peta jalan (roadmap) MSG untuk isu-isu terkait offshore fisheries management and sustainability (penangkapan ikan lepas pantai yang berkelanjutan) dan Program AIS Blue Hub dari AIS Forum yang menekankan pada penguatan kewirausahaan di bidang ekonomi biru. Turut hadir dan memberikan sambutan adalah Sora Lokita dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
"Bersama, kita perlu mengumpulkan dan saling menghubungkan modal dan keterampilan yang tersedia dan dibutuhkan oleh para wirausahawan di Pasifik, demi menguatkan eksposur pasar, keterampilan dalam berbisnis, dan keterampilan manajemen serta strategi bisnis," ucap Lokita.
Pelatihan ini mendatangkan pembicara dari Vanuatu, Papua Nugini, dan Indonesia. Selama tiga hari para peserta dibekali dengan berbagai materi dari para pakar terkait dasar-dasar berbisnis, manajemen bisnis, perencanaan dan penetapan tujuan serta dampaknya terhadap SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan), strategi pemasaran, dasar keuangan dan pembukuan untuk UMKM, serta sesi pengembangan untuk formulasi produk.
Riny Modaso dari Sekretariat AIS Forum dalam pembukaan pelatihan ini turut menyampaikan bahwa pelatihan Bluepreneur ini dapat menjadi kunci sukses bagi masyarakat dan komunitas lokal untuk mengembangkan bisnis mereka di wilayah pasifik.
"Kunci sukses dalam berwirausaha adalah ketika mengetahui ide kita mungkin gagal, namun kita tidak pernah menyerah dan tidak berhenti untuk berinovasi dan mengubah ide-ide baru menjadi terwujud," ungkapnya.
Setelah pelatihan ini, para peserta diharapkan untuk bisa membangun sebuah bisnis/usaha yang berkelanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam di laut, seperti mendirikan start-up di negara - negara wilayah pasifik, terutama di Vanuatu. Para wirausahawan ini diarahkan untuk membangun bisnis dengan pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, demi menciptakan mata pencaharian yang lebih baik, serta selaras dengan kestabilan dan keberlanjutan bisnis melalui pendekatan berbasis komunitas.
Archipelagic and Island States (AIS) Forum didirikan pada Konferensi Laut PBB pada 2017, dengan tujuan untuk menciptakan kolaborasi dan pembangunan yang konkret di negara-negara pulau dan kepulauan yang tersebar di samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik. Forum ini telah menjadi organisasi berpengaruh dalam menangani isu-isu krusial di negara-negara anggota sejak pendiriannya, dan akan terus berlanjut untuk memperluas kerja - kerja terkait.
Baca juga: NTT - Timor-Leste discuss free-trade zone in Timor Island
Baca juga: Presiden terima kunjungan PM Papua Nugini James Marape
Kegiatan ini menyasar komunitas lokal yang ada di Vanuatu, dengan menimbang bahwa sektor ekonomi dan perdagangan di Asia-Pasifik diproyeksikan akan terus tumbuh dan berkembang, ungkap Riny Modaso dari Sekretariat AIS Forum dalam keterangan yang diterima, Rabu, (21/6/2023).
Terkait dengan ini, sektor usaha kecil-menengah akan menjadi kunci bagi perkembangan ekonomi dan secara signifikan berkontribusi terhadap stabilitas finansial masyarakat. Karena itu, membangun ekosistem anak muda yang mampu untuk berwirausaha adalah hal yang penting untuk digalakkan demi pemenuhan akan kebutuhan yang ada. Leonard Louma, Direktur Jenderal dari MSG dalam pembukaannya menunjukkan rasa optimis terhadap hasil kerja sama pertama antara AIS Forum dan MSG ini.
“Dengan hangat saya menyambut seluruh peserta pelatihan Bluepreneur ini sebagai kolaborasi pertama antara Sekretariat AIS Forum dan MSG. Saya berharap ini dapat membuka jalan kerja sama lainnya antara Sekretariat AIS Forum dan MSG untuk usaha-usaha bersama di masa depan,” ucap Louma.
Kegiatan ini berlangsung di Port Vila, Vanuatu, dan merupakan salah satu agenda sampingan dari pelaksanaan Pertemuan Pejabat Tinggi AIS Forum yang berlangsung pada 7 Juni 2023 di Suva, Fiji. Kolaborasi dari Sekretariat AIS Forum dan MSG merupakan bagian dari peta jalan (roadmap) MSG untuk isu-isu terkait offshore fisheries management and sustainability (penangkapan ikan lepas pantai yang berkelanjutan) dan Program AIS Blue Hub dari AIS Forum yang menekankan pada penguatan kewirausahaan di bidang ekonomi biru. Turut hadir dan memberikan sambutan adalah Sora Lokita dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
"Bersama, kita perlu mengumpulkan dan saling menghubungkan modal dan keterampilan yang tersedia dan dibutuhkan oleh para wirausahawan di Pasifik, demi menguatkan eksposur pasar, keterampilan dalam berbisnis, dan keterampilan manajemen serta strategi bisnis," ucap Lokita.
Pelatihan ini mendatangkan pembicara dari Vanuatu, Papua Nugini, dan Indonesia. Selama tiga hari para peserta dibekali dengan berbagai materi dari para pakar terkait dasar-dasar berbisnis, manajemen bisnis, perencanaan dan penetapan tujuan serta dampaknya terhadap SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan), strategi pemasaran, dasar keuangan dan pembukuan untuk UMKM, serta sesi pengembangan untuk formulasi produk.
Riny Modaso dari Sekretariat AIS Forum dalam pembukaan pelatihan ini turut menyampaikan bahwa pelatihan Bluepreneur ini dapat menjadi kunci sukses bagi masyarakat dan komunitas lokal untuk mengembangkan bisnis mereka di wilayah pasifik.
"Kunci sukses dalam berwirausaha adalah ketika mengetahui ide kita mungkin gagal, namun kita tidak pernah menyerah dan tidak berhenti untuk berinovasi dan mengubah ide-ide baru menjadi terwujud," ungkapnya.
Setelah pelatihan ini, para peserta diharapkan untuk bisa membangun sebuah bisnis/usaha yang berkelanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam di laut, seperti mendirikan start-up di negara - negara wilayah pasifik, terutama di Vanuatu. Para wirausahawan ini diarahkan untuk membangun bisnis dengan pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, demi menciptakan mata pencaharian yang lebih baik, serta selaras dengan kestabilan dan keberlanjutan bisnis melalui pendekatan berbasis komunitas.
Archipelagic and Island States (AIS) Forum didirikan pada Konferensi Laut PBB pada 2017, dengan tujuan untuk menciptakan kolaborasi dan pembangunan yang konkret di negara-negara pulau dan kepulauan yang tersebar di samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik. Forum ini telah menjadi organisasi berpengaruh dalam menangani isu-isu krusial di negara-negara anggota sejak pendiriannya, dan akan terus berlanjut untuk memperluas kerja - kerja terkait.
Baca juga: NTT - Timor-Leste discuss free-trade zone in Timor Island
Baca juga: Presiden terima kunjungan PM Papua Nugini James Marape