Maumere (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Labuan Bajo berkomitmen untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dengan memperkuat surveilans migrasi malaria pada pintu-pintu masuk daerah pariwisata tersebut.
"Sangat penting wilayah kita ini bebas malaria, apalagi daerah tujuan wisata internasional yang jadi destinasi premium," kata Kepala KKP Kelas IV Labuan Bajo Bernadinus Darma dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu, (15/7/2023).
Survailens migrasi malaria adalah cara menemukan penderita malaria di masyarakat dengan meningkatkan kewaspadaan kepada masyarakat yang datang dan pergi dari daerah endemis.
Ia mengatakan Kementerian Kesehatan RI melalui KKP Labuan Bajo gencar menjalankan program Surveilans Migrasi Malaria, yaitu program rutin untuk memutus rantai perpindahan penyakit di pintu masuk agar tidak ada importasi penyakit dari daerah endemis ke daerah bebas malaria.
Langkah pertama yang dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap timbulnya kasus malaria di Manggarai Barat, yakni memeriksa darah para penumpang kapal dan pesawat yang masuk dari wilayah endemis malaria seperti Pulau Sumba, Maluku Utara, Sulawesi, dan Papua.
Bernadinus menjelaskan pemeriksaan dilakukan di atas kapal sebelum penumpang turun menggunakan cara rapid diagnostic test (RDT).
Apabila hasil RDT positif, maka Dinas Kesehatan Manggarai Barat akan menindaklanjuti temuan kasus tersebut.
Hal itu juga berlaku di bandara, sebagaimana KKP Labuan Bajo telah bekerja sama dengan pihak bandara, puskesmas, dan rumah sakit daerah setempat.
"Kalau penumpang pesawat bergejala, ada notifikasi dari KKP tempat penumpang berangkat atau berasal," katanya melanjutkan.
KKP Labuan Bajo mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung.
Wisatawan dari Eropa, khususnya membutuhkan kenyamanan dan jaminan kesehatan dalam berwisata.
Malaria, kata Bernadinus merupakan salah satu penyakit yang dihindari oleh para wisatawan mancanegara tersebut.
Selain melakukan pemeriksaan kepada penumpang yang datang dari wilayah endemik, pelacakan dan pengawasan juga dilakukan hingga tingkat pemerintah desa.
Baca juga: Pemkab Nagekeo lakukan langkah strategis kendalikan malaria
Pemeriksaan darah pun wajib dilakukan bagi siapa saja yang datang dari wilayah endemik malaria.
Baca juga: Kasus malaria global meningkat lebih lambat pada 2021, menurut WHO
"Kita rutin lakukan ini untuk mendeteksi dan memutus mata rantai penularan malaria," ungkapnya.
"Sangat penting wilayah kita ini bebas malaria, apalagi daerah tujuan wisata internasional yang jadi destinasi premium," kata Kepala KKP Kelas IV Labuan Bajo Bernadinus Darma dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu, (15/7/2023).
Survailens migrasi malaria adalah cara menemukan penderita malaria di masyarakat dengan meningkatkan kewaspadaan kepada masyarakat yang datang dan pergi dari daerah endemis.
Ia mengatakan Kementerian Kesehatan RI melalui KKP Labuan Bajo gencar menjalankan program Surveilans Migrasi Malaria, yaitu program rutin untuk memutus rantai perpindahan penyakit di pintu masuk agar tidak ada importasi penyakit dari daerah endemis ke daerah bebas malaria.
Langkah pertama yang dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap timbulnya kasus malaria di Manggarai Barat, yakni memeriksa darah para penumpang kapal dan pesawat yang masuk dari wilayah endemis malaria seperti Pulau Sumba, Maluku Utara, Sulawesi, dan Papua.
Bernadinus menjelaskan pemeriksaan dilakukan di atas kapal sebelum penumpang turun menggunakan cara rapid diagnostic test (RDT).
Apabila hasil RDT positif, maka Dinas Kesehatan Manggarai Barat akan menindaklanjuti temuan kasus tersebut.
Hal itu juga berlaku di bandara, sebagaimana KKP Labuan Bajo telah bekerja sama dengan pihak bandara, puskesmas, dan rumah sakit daerah setempat.
"Kalau penumpang pesawat bergejala, ada notifikasi dari KKP tempat penumpang berangkat atau berasal," katanya melanjutkan.
KKP Labuan Bajo mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung.
Wisatawan dari Eropa, khususnya membutuhkan kenyamanan dan jaminan kesehatan dalam berwisata.
Malaria, kata Bernadinus merupakan salah satu penyakit yang dihindari oleh para wisatawan mancanegara tersebut.
Selain melakukan pemeriksaan kepada penumpang yang datang dari wilayah endemik, pelacakan dan pengawasan juga dilakukan hingga tingkat pemerintah desa.
Baca juga: Pemkab Nagekeo lakukan langkah strategis kendalikan malaria
Pemeriksaan darah pun wajib dilakukan bagi siapa saja yang datang dari wilayah endemik malaria.
Baca juga: Kasus malaria global meningkat lebih lambat pada 2021, menurut WHO
"Kita rutin lakukan ini untuk mendeteksi dan memutus mata rantai penularan malaria," ungkapnya.