Labuan Bajo (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo memperluas edukasi pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan perlindungan hak pekerja migran Indonesia (PMI) non prosedural di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

"Kami telah melakukan sosialisasi TPPO dan PMI non prosedural yang tentunya menjadi momen penting untuk menyoroti isu krusial terkait keamanan dan perlindungan hak asasi manusia," kata Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo Jaya Mahendra dari Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu, (29/7/2023).

Perluasan informasi tentang TPPO dan PMI non prosedural merupakan bentuk komitmen Kantor Imigrasi Labuan Bajo untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan terhadap kejahatan tersebut.

Mahendra menyebut informasi diberikan terus-menerus kepada masyarakat agar mereka tidak menjadi korban TPPO dan PMI non prosedural.

Selain itu, kata dia, juga ada sinergisitas antarinstansi dalam berbagai program untuk memperluas edukasi dan mencegah kejahatan tersebut.

Penyebarluasan informasi terkait TPPO dan PMI non prosedural telah dilakukan dalam bentuk sosialisasi di Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa, Jumat (28/7).

Dia mengatakan kegiatan sosialisasi itu menjadi langkah awal yang baik dalam memberikan perlindungan kepada PMI, khususnya di wilayah Kabupaten Ngada.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) NTT Marciana Jone bersama pihak Polda NTT dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Indonesia juga hadir sebagai pemateri dalam kegiatan sosialisasi tersebut .

Dalam acara sosialisasi itu disampaikan materi terkait informasi mendalam tentang TPPO, risiko yang dihadapi oleh para PMI non prosedural, dan langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memberantas perdagangan orang.

Baca juga: Imigrasi Labuan Bajo, Mabar perketat pengawasan orang asing

Pada kesempatan itu juga Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Kabupaten Ngada Moi Nitu Anastasia menyampaikan bahwa perdagangan orang dan PMI non prosedural merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia dengan sebagian besar perempuan dan anak yang menjadi korban.

Baca juga: Imigrasi Labuan Bajo komitmen awasi orang asing lewat laut dan udara

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan kerja sama yang harmonis dan sinergis dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk kebijakan maupun program atau kegiatan untuk memberantas kejahatan kemanusiaan tersebut.
.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024