Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur telah melakukan penyaluran air bersih pada rumah-rumah warga terkait ancaman kekeringan dampak El Nino saat ini.
"Kami sudah lakukan penyaluran air bersih. Ada permintaan maka langsung layani," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi dari Sabu Raijua, Rabu, (2/8/2023).
Kabupaten Sabu Raijua telah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana kekeringan mulai Juli hingga Desember 2023 sebagaimana surat penetapan status yang dikeluarkan oleh bupati Sabu Raijua.
Hal itu berkaitan dengan rendahnya curah hujan di Kabupaten Sabu Raijua dengan lama waktu bulan kering selama enam hingga tujuh bulan.
Dengan kondisi kekeringan yang terjadi itu, BPBD melakukan berbagai upaya siaga untuk meminimalisasi dampak dari bencana sehingga penanganan bisa cepat dan tepat.
BPBD pun mengimbau kepala desa dan lurah untuk segera bersurat ke bupati terkait permohonan air bersih.
Kepala desa dan lurah harus menjelaskan kondisi kekeringan di wilayah masing-masing dengan jumlah warga terdampak sehingga ada layanan air bersih dari permohonan tersebut.
"Khusus Kecamatan Hawu Mehara itu ada 10 desa dan yang paling kering itu Desa Daieko, belum lagi masyarakat di pesisir itu lebih susah karena bukan kekeringan tapi air payau," ucapnya.
Ia menyatakan komitmen BPBD untuk melakukan penyaluran air yang telah menjadi program rutin BPBD.
Apabila ada surat permohonan tersebut, BPBD langsung melakukan penyaluran dengan menggunakan lima tangki BPBD dan bantuan tangki mitra lainnya.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua bagikan bendera sambut HUT Ke-78 RI
Ia pun berpesan agar masyarakat bijak menggunakan air bersih yang telah disalurkan tersebut.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua imbau nelayan hentikan aktivitas melaut
"Untuk jangkau seluruh masyarakat ini kami perlu minta bantuan dari mitra BPBD yakni semua tangki swasta di Sabu dan Raijua," katanya.
"Kami sudah lakukan penyaluran air bersih. Ada permintaan maka langsung layani," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi dari Sabu Raijua, Rabu, (2/8/2023).
Kabupaten Sabu Raijua telah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana kekeringan mulai Juli hingga Desember 2023 sebagaimana surat penetapan status yang dikeluarkan oleh bupati Sabu Raijua.
Hal itu berkaitan dengan rendahnya curah hujan di Kabupaten Sabu Raijua dengan lama waktu bulan kering selama enam hingga tujuh bulan.
Dengan kondisi kekeringan yang terjadi itu, BPBD melakukan berbagai upaya siaga untuk meminimalisasi dampak dari bencana sehingga penanganan bisa cepat dan tepat.
BPBD pun mengimbau kepala desa dan lurah untuk segera bersurat ke bupati terkait permohonan air bersih.
Kepala desa dan lurah harus menjelaskan kondisi kekeringan di wilayah masing-masing dengan jumlah warga terdampak sehingga ada layanan air bersih dari permohonan tersebut.
"Khusus Kecamatan Hawu Mehara itu ada 10 desa dan yang paling kering itu Desa Daieko, belum lagi masyarakat di pesisir itu lebih susah karena bukan kekeringan tapi air payau," ucapnya.
Ia menyatakan komitmen BPBD untuk melakukan penyaluran air yang telah menjadi program rutin BPBD.
Apabila ada surat permohonan tersebut, BPBD langsung melakukan penyaluran dengan menggunakan lima tangki BPBD dan bantuan tangki mitra lainnya.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua bagikan bendera sambut HUT Ke-78 RI
Ia pun berpesan agar masyarakat bijak menggunakan air bersih yang telah disalurkan tersebut.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua imbau nelayan hentikan aktivitas melaut
"Untuk jangkau seluruh masyarakat ini kami perlu minta bantuan dari mitra BPBD yakni semua tangki swasta di Sabu dan Raijua," katanya.